HARIANHALMAHERA.COM–Selain pekerjaan proyek pembangunan gedung perpustaan (Perpus) yang belum selesai tepat waktu hingga berujung pada addendum alias pengajuan tambahan waktu kontrak oleh rekanan ke pemda Halut, ternyata ada masalah lain yang baru muncul, yakni material proyek berupa batu bata yang belum dibayar.
Farens, pengusaha batu bata menuturkan bahwa, pada bulan September 2021 pengawas proyek Perpus berinisial H datang tawarkan pembelian batu bata sebanyak 10 ribu buah dengan total harga Rp17 juta.
“Mereka ambil batu bata di kami dengan jumlah 10 ribu buah yang total harga 17 juta tetapi yang baru mereka bayar itu 9 juta jadi masih tersisah 8 juta yang belum bayar. Kami sudah berupaya minta mereka bayar baik hubungi mereka telpon maupun pesan wahtsapp tapi tidak di respon,”katanya, Minggu (26/12).
Setelah berhenti mengambil material ditempat mereka menurutnya, pengawas proyek ternyata dikabarkan telah mengambil batu bata di tempat lain tetapi kembali buat masalah yang sama, yaitu utang dan belum terbayar sampai saat ini. “Padahal pengawas proyek perpus beli batu bata di orang lain dan itu pun masih ada utang jadi pemiliknya terus kejar,”terangnya.
Sikap pengawas proyek ini lanjutnya, membuat mereka sangat kesal, sebab pembelian material di tempat lain dibayar lunas sementara milik mereka masih menyisahkan utang,”Saya tanya ke teman saya yang juga pemilik batu bata kalu pengawas yang ambil batu di teman saya itu di bayar cash, namun saya punya masih di utang. Padahal kami sangat butuh uang itu sebagian modal, apalagi saat ini hari besar kami,”ujarnya.
Dia pun mengaskan bahwa apabila masalah ini tidak diselesaikan dalam waktu maka dirinya tidak segan-segan membawa ke ranah hokum, yakni membuat laporan penipuan ke Polres Halut.”kalau sampai tidak ada itikad untuk selesaikan maka kami akan lapor sebagai penipuan ke polisi,”tandasnya.(cw)