HalutMaluku Utara

Warga Halut Dilaporkan Hilang Ternyata Ditemukan Tergeletak di Batu, Sempat Dikira Kayu

×

Warga Halut Dilaporkan Hilang Ternyata Ditemukan Tergeletak di Batu, Sempat Dikira Kayu

Sebarkan artikel ini
warga bersama kepolisian saat evakuasi mayat yang ditemukan di kali Desa Kupa-Kupa, Tobelo Selatan, Halut

HARIANHALMAHERA.COM– Suasana aktivitas sejumlah warga di Kali (sungai) Tetefari, Desa Kupa-Kupa, Kecamatan Tobelo Selatan, Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Kamis (20/6) sekitar pukul 10.20 WIT yang sempat tenang mendadak menjadi heboh, menyusul telah ditemukan sosok mayat berjenis kelamin laki-laki yang tergeletak di atas batu.

Mayat tersebut ternyata diketahui bernama Yosua Handisi (44), warga setempat yang sebelumnya dilaporkan oleh keluarga korban bahwa telah hilang sejak tanggal 15 Juni 2024, tepatnya hari sabtu. Korban sendiri ditemukan oleh warga yang sedang mencuci pakaian hingga akhirnya dilaporkan ke pihak keluarga dan kepolisian untuk dievakuasi.

Terpisah Kapolsek Tobelo Selatan, Ipda. Frengki Waisapy, membenakan adanya temuan mayat tersebut. Kapolsek Tobsel pun menyampaikan bahwa dari keterangan yang dihimpun, dimana warga yang pertama melihat adanya mayat tersebut adalah Putri Takureke (19) dan Cici Nyongkotu, saat mencuci pakaian di kali tersebut.

“Awalnya kedua saksi mengira sosok mayat tergeletak di atas batu itu adalah kayu, namun setelah saksi bernama Putri menyuru kepada saksi Cici untuk memastikan apakah itu kayu atau batu, dan setelah dilihat lebih dekat ternyata saksi Cici menyampaikan bahwa yang tergeletak di batu itu adalah kepala manusia. Setelah itu kedua saksi berbegas pulang ke Desa Kupa-Kupa untuk memberitahukan kejadian tersebut kepada masyarakat Desa setempat,”katanya.

Informasi tersebut lanjut Kapolsek Tobselo, telah sampaikan ke telinga keluarga korban, dimana salah satu keluarga bernama Jefta Nyongkotu (57) setelah melihat sosok mayat tersebut telah mengenal bahwa itu korban adalah keluarga mereka sebelumnya dilaporkan hilang pada hari Sabtu (15/6).

“Setelah kami dapat informasi itu langsung kerahkan tim Reskrim bersama personl Piket SPKT menuju TKP untuk membantu warga melakukan evakuasi korban ke rumah keluarganya,”ujarnya.

“Keluarga menganggap bahwa meninggalnya anggota keluarga mereka itu, karena ajalnya bukan suatu kejadian kekerasan sehingga menerima dengan ikhlas kematian almarhum, keluarga korban pun tidak bersedia melakukan autopsi lalu membuat surat pernyataan penolakan untuk di autopsy,”tuturnya.(sal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *