HARIANHALMAHERA.COM – Pembukaan lahan untuk proyek pembangunan jalan di pesisir pantai Desa Lalonga, Kecamatan Galela Utara, diprotes warga setempat.
Abu Jafar, warga Desa Lalonga, mempertanyakan proyek tersebut. Sebab, pembangunan jalan tepat di atas lahan perkebunan warga. “Kalau sudah digusur, apa yang mau kita makan nanti,” keluh Abu.
Menurut dia, di Desa Lolonga sudah ada jalan utama di bagian belakang rumah warga, lantas kenapa mau dibangun di pesisir pantai lagi. “Satu jalan utama itu sudah cukup,” katanya.
Sebab, selain untuk kebutuhan konsumsi, perkebunan warga dan beberapa tumbuhan di lokasi tersebut juga berfungsi sebagai penangkal gelombang pantai. “Desember itu musim ombak, kalau tidak ada penangkal, ini rumah akan rusak diterjang gelombang,” ujarnya.
Kekhawatiran itu juga dirasakan oleh Alisra Araie, warga Desa Lalonga lainnya. Menurut dia, ketika memasuki Desember, tinggi gelombang bisa mencapai daratan. “Dalam membangun sesuatu, kita harus berpikir dampak di kemudian hari,” tuturnya.
Sementara, Sahrul Eli, warga Desa Lalonga lainnya mengatakan, pembukaan lahan tersebut karena sudah ada kesepakatan harga dari pemilik lahan. “Yang jadi masalah itu warga pesisir. Mereka akan kena dampak gelombang ketika tumbuhan ditebang,” tuturnya. (tr-5/Kho)