HARIANHALMAHERA.COM–Selain semburan debu vulkanik hingga kemungkinan erupsi gunung api Dukono yang mengancam keselamatan warga Desa Mamuya Kecamatan Galela, ternyata Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pemkab Halmahera Utara juga merasa kwatir dengan luapan banjir sungai Mamuya meredam pemukiman warga disekitar. Sebab, belakangan ini hujan deras terus mengguyur wilayah Halut.
Kepala DLH, Samud Taha Sangaji, mengatakan, bahwa rasa was-was terhadap ancaman luapan sungai Mamuya, karena belum adanya talud penahan banjir yang suatu saat terjadi banjir banda maka kemungkinan meluap ke pemukiman warga. Bahkan bisa meredam rumah warga yang berada dekat sungai tersebut.
“kami dari DLH Halut hanya bisa menghimbau pada masyarakat Mamuya agar tetap waspada luapan banjir, mengingat belakangan ini diguyur hujan deras,”katanya, rabu (22/12).
Mantan Kadis Pangan Halut ini, menuturkan, sungai Mamuya memang memiliki potensi kekayaan, yakni galian C berupa pasir halus yang mana hampir setiap saat dikeruk untuk kepentingan pembangunan. “Bisa mengambil material tetapi masyarakat juga harus melihat dampaknya, ini sudah harus di perhatikan oleh Pemerintah Desa, walaupun itu menjadi pontensi Desa,”jelasnya.
Disentil soal izin galian C, Samud Taha pun menuturkan bahwa status aktivitas tersebut benar-benar legal, sebab memiliki izin resmi dari pemerintah.”aktivitas galian C memang sudah memiliki izin lingkungan, namun sekali lagi masyarakat setempat juga harus memperhatikan dampak dari galian C tersebut, karena setiap hari dilakukan pengambilan material, ini bisa berdampak pada abrasi di sekitar bibir kali tersebut,”ujarnya.
Terkait pembangunan talud, menurutnya, ada instansi teknis yang lebih berwewenang tentu pihaknya berharap ada perhatian serius sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.”ini sudah harus di buat talud agar tidak terjadi abrasi yang besar, karena lokasi tersebut sangat berdekatan dengan pemukiman warga,”tandasnya. (cw)
