KesehatanNasional

Bayangkan jika Anak Anda Yang Dievakuasi

×

Bayangkan jika Anak Anda Yang Dievakuasi

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi : Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China tiba di bandara internasional Hang Nadim, Batam dan selanjutnya menuju Natuna, Kepulauan Riau. FOTO LIPUTAN6.COM

HARIANHALMAHERA.COM – ’’SAYA sendiri menawarkan diri untuk ikut (menjemput WNI di Wuhan). Kini saya di Natuna, saya juga punya keluarga.”
Kalimat-kalimat itu dilontarkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto kepada ratusan warga Natuna, Kepulauan Riau, yang berkumpul di depan kantor DPRD setempat.
Mereka berada di sana untuk menyuarakan penolakan pada rencana dijadikannya Natuna sebagai tempat karantina atau observasi ratusan WNI (warga negara Indonesia) yang dievakuasi dari Wuhan.
Para WNI itu, lanjut Terawan, dalam kondisi sehat. Mayoritas adalah mahasiswa yang kebetulan berada di waktu yang tidak tepat. ’’Kami juga tidak sembarangan melakukan pemulangan. Petugas di pesawat juga berisiko,” katanya.
Dan, tambah dia, WNI yang boleh dipulangkan dalam kondisi sehat. ’’Sementara yang tidak sehat atau sudah positif tertular virus korona tidak akan diizinkan keluar dari China,” terangnya.
Tapi, sebagaimana dilaporkan Batam Pos, penjelasan Terawan itu tak menyurutkan penolakan warga. Sampai tadi malam, mereka masih bertahan di depan kantor DPRD Natuna. Di bawah pengawalan aparat gabungan.
Ratusan WNI dari Wuhan dan sekitarnya itu rencananya mendarat di Natuna hari ini. Dan, selanjutnya, mereka akan diobservasi di Pangkalan Terpadu TNI selama sekitar 14 hari. Para kru dan aparat yang menjemput juga akan dikarantina.

Baca Juga: Mereka Dikarantina Bukan karena Sakit

Respons Keluarga
Sementara itu, keluarga mahasiswa yang dievakuasi dari Wuhan mengaku prihatin mendengar kabar penolakan sebagian warga. Menurut Prof Subandi, orang tua Brandy Juan Ferrero, sikap tersebut tidak manusiawi. Selain menyakiti perasaan para orang tua, sikap itu menolak skema perencanaan pemerintah yang sudah matang dalam upaya evakuasi tersebut. ’’Reaksi apa pun harus pakai nurani. Coba anak mereka yang dievakuasi dan mereka dalam kondisi seperti kami, ya gak mungkin tolak,” ujarnya.
Subandi melanjutkan, kalau boleh memilih, para orang tua justru menginginkan anak-anak mereka bisa dikarantina di daerah asal. ’’Tapi, karena keputusannya di Natuna, ya kami serahkan ke pemerintah, pasti itu yang terbaik,” sambungnya.
Jika anaknya sudah dievakuasi dan jadi dikarantina di Natuna, Subandi mengaku belum punya rencana berkunjung ke Natuna. Dia memilih menunggu dan memantau dari rumah. Sebab, berkunjung ke sana pun tidak bisa langsung bertemu anaknya. ’’Kita berdoa di sini saja sembari memantau kabarnya tiap saat,” ujarnya. ’’Semoga semua WNI tidak ada yang terkena virus, evakuasi lancar, dan observasi pun lancar,” imbuhnya.

Baca Juga: 15 TKA Tiongkok di PT IWIP Bebas Korona

Secara terpisah, Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Nurhasan menyatakan, pihaknya berkeinginan berkunjung ke tempat para mahasiswanya dikarantina tersebut. Bukan untuk bertemu para mahasiswanya, tapi lebih untuk meninjau dan mengetahui langsung perkembangan kondisi mereka di sana.
Nurhasan mengungkapkan, di grup WhatsApp orang tua mahasiswa, ada orang tua yang ingin berkunjung ke tempat evakuasi anaknya. Alasannya pun sama. Hanya untuk memastikan kondisi anaknya langsung di lokasi. Agar ada sedikit kelegaan. ’’Mungkin mereka merasa khawatir kan masih jauh, jadinya mereka ada keinginan ke Natuna,” jelas Nurhasan.
Mengenai rencana kunjungan itu, Nurhasan akan melihat situasi dan kondisi di lapangan terlebih dahulu. Jika diperbolehkan pemerintah dan tidak melanggar SOP observasi di Natuna, dia berencana berangkat. ’’Jika memang orang tua nanti mau ikut dan diperbolehkan, ya gak apa-apa bareng,” ucapnya. ’’Jika gak bisa, ya kita berdoa dan memantau dari jarak jauh sambil koordinasi aja sih,” sambungnya.
Di tempat lain, Tri Suto, orang tua Dian Aprillia Mahardini, berharap anaknya lancar dalam evakuasi dan selama masa karantina di Natuna. Dia mengaku belum memiliki rencana berkunjung ke tempat anaknya nanti dievakuasi. ’’Ya pasti gak bisa ketemu anak saya di sana. Saya sama ibunya menunggu instruksi yang terbaik dari pemerintah saja sambil berkoordinasi tentang kabar mereka,” ujarnya. (jpc/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *