HARIANHALMAHERA.COM–Selain memperketat protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19, jelang pembelajaran tatap muka (PTM), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Malut bersama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) juga akan melakukan swab test kepada semua guru yang sesuai data berjumlah 5007 orang.
Langkah ini dilakukan menyusul adanya permintaan dari pihak RSUD dr Chasan Bosoirie untuk mengantisipasi sejak dini dalam persiapan PTM januari 2021 mendatang.
“Saya sudah bicarakan dengan kepala dinas kesehatan saya minta agar semua guru di swab”, terang direktur utama (Dirut) RSUD dr CB dr Syamsul Bahri usai rapat pelaksanaan vaknsinasi di Kediaman Gubernur di Ternate kemarin.
Langkah ini dilakukan untuk memberikan jaminan rasa aman kepada orang tua siswa bahwa anaknya bebas dari penuaran Covid-19 saat kembali masuk sekolah. Meskipun terlambat namun, seyogyanya swab test ini dilakukan sehingga bisa memastikan bahwa PTM benar-benar aman dari covid-19 . “Dan pekan depan (swab test) sudah mulai jalan,” katanya.
Jika hasil swab test nantinya ditemukan ada guru yang positif terpapar Covid-19, maka yang bersangkutan harus menjalani isoliasi mandiri atau sekolahnya sementara waktu tidak melakukan PTM
“Kalau kita bicara murid itu belakangan tapi gurunya dulu. Kalau guru tidak positif kan tong pe juga rasa aman kalo torang pe anak-anak datang di sekolah,” bebernya.
Sementara Sektretaris Dikbud Malut Amirudin menyebutkan sesuai data jumlah guru PNS baik di SMA, SMK dan SLB tercatat sebanyak 2.382 orang. Sedangkan guru Honorer sebanyak 2.625
Dikbud kata dia mendukung permintaan pihak RSUD dan siap untuk melaksanakan swab test. “Kalau itu untuk pencegahan Covid -19, itu (swab test) kami dukung,” ujarnya.
Mengingat jumlah guru yang akan diswab jumlahnya cukup banyak, dia berharap ada kordinasi antara Dinkas Malut dengan Dinkes Kabupaten/kota sehingga swab test ini bisa melibatkan Dinkes Kabupaten/Kota.
“Kan di dinas kesehatan kabupaten/kota ada puskesmas tinggal nanti kordinasi dinas kesehatan provinsi untuk meneruskan ke dinas kesehatan kabupaten/kota untuk menjalankan proses Swab tentunya diatur dinas kesehatan sesuai prosedur sebelum swab rapid test,” katanya.
Sementara, Pemprov sudah mulai menyiapkan langka-langkah terkait penyuntikan vaksin Covid-19. Hanya saja, kepastian kapan vaksinasi akan dilakukan serta jumlah kuota vaksin yang akan diterima, hingga ini belum diketahui pasti.
Sekprov Samsuddyin A Kadir usai rapat virtual antara Mendagri, Menteri Kesehatan (Menkes), Menkominfo dengan Gubernur kemarin, mengatakan rapat kemarin baru sebatas sosialisasi terkait pemberian vaksin. “Pada dasarnya baru disosialisaskan bahwa ada vaksinasi. Tata cara pelaksanannya akan disampaikan kemudian,” ucap Sekprov.
Sampai saat ini kata dia vaksin masih dalam proses pemeasanan, belum tiba di Indonesia. “Kalau sudah, nanti di distribusi ke setiap Provinsi. Tapi ditetapkan kuota berapa belum ada,” terangnya.
Sesuai arahan dari pemerintah pusat, prioritas pertama dalam proses pemberian vaksinasi adalah tenaga kesehatan. “”Nanti diatur prioritasnya, kita menunggu siapa yang kita dahulukan. Yang pasti petugas kesehatan yang harus kita lakukan duluan, kemudian masyarakat kurang mampu,” jelasnya .
Mantan kepada Bappeda Malut ini menambahkan, vaksin nantinya didistribusikan untuk dilakukan oleh dinas kesehatan maupun stagas Covid -19 dan instansi lainnya.(lfa/pur).