HARIANHALMAHERA.COM–Rencana pemerintah provinsi (Pemprov) Malut untuk menjadikan RSU Sofifi dan Asrama BKPSM sebagai RS rujukan sekaligus tempat isolasi dan karantina pasien Covid-19 sepertinya tidak akan mendapat kendala berarti.
Karena, rencana tersebut mendapat dukungan penuh dari DPRD Provinsi. Anggota Dean provinsi (Deprov) Malut yang juga sekretaris Panitia Khusus (Pansus) Covid -19 Malut Iskandar Idrus disela-sela paripurna mengatakan, salah satu fokus utama RSU Sofifi saat ini adalah pasien Covid -19 klaster PT NHM.
Sebab dia menilai Pemprov terkesan lepas tangan ditengah munculnya klaster baru ini. Apalagi, di Tobelo saat ini warga sudah mulai resah karena hampir samua tempat penginapan di pakai untuk pasien positif Covid -19 klaster NHM.
“Tidak punya atensi sama sekali. Tidak boleh melihat NHM dalam perangkat usaha tapi karyawan yang ada di sana itu adalah bagian dari masyarakat kita. Pada saat mereka (NHM, red) mendapat kesusahan, kita seakan lepas tangan sehingga ini mesti menjadi perhatian Pemprov Malut,”ungkap Iskandar.
Apalagi, diawal munculnya kasus positif Covid-19, NHM merupakan satu-satunya perusahan yang jorjoran memberikan bantuan kepada GTPP-dalam penangaan wabah Covid-19. “Dan sekarang disaat mereka susah, Pemprov lepas tangan,” ucapnya.
Karena itu, dia berharap seceatanya RSU Sofifi dijadikan RS rujukan. Apalagi, ini ditanggapi serius oleh gubernur yang memberikan waktu ke Sekprov segera berkoordinasi terkait persiapan administrasi dan hal – hal teknis lainnya yang harus tuntas dalam sepekan, “Itu perintah langsung dari gubernur intinya gubernur sepakat soal itu”,ujarnya.
Disentil jika adanya penolakan dari warga, politisi PAN ini mengaku sejauh ini dia belum mendapat informasi tersebut. Kalaupun itu terjadi, GTPP Covid-19 harus memberikan penjelasan kepada masyarakat. “Ini Rumah sakit sehingga menjadi sebuah keharusan lagipula penanganan Covid -19 adalah masalah kemanusiaan. tentu akan dibuat SOP di RSU Sofifi sehingga masyarakat sekitar bisa aman,” ucapnya.
Diakui, dalam kunker Pansus ke RSU Sofifi beberapa waktu lalu, memang masih ada fasilitas yang kurang. Namun jika hanya dijadikan lokasi karantina sangat memungkinkan. “Orang yang kena Covid-19 sama saja dengan orang sakit penyakut lain. Kalau di level RSU saja dilarang warga, lantas para pasien ini mau dibawa kemana,”,ungkapnya.
Begitu juga dengan rencana rapid test massal. Pansus kata dia mendukung penuh, sebab sejauh ini langkah pencegahan belum nampak dilakukan GTPP, yang ada masih pada level penanganan terhadap yang sakit. Bahkan Deprov juga mendorong segera dilakukan pengadaan lagi mesin PCR agar sebagian alat didistribusi ke Sofifi ke Tikep maupun ke Kabupaten/kota untuk mempercepat penelusuran mata rantai penyebar Covid -19.
Terkait kendala SDM, dia menyarankan jika SDM belum siap untuk mengoperasikan mesin PCR, Pemprov bisa menyewa SDM yang ada di daerah lain Jakarta. “Kalau ada di kementrian, Gustu harus bergerak membayar saja kepada yang bersangkutan agar alat itu difungsikan karena percuma kalau PCR ada tidak difungsikan,” tegasnya.
Sementara Sekprov Malut Samsuddin A Kadir usai rapat tertutup diruang VIP DPRD mengaku deadline waktu yang diberikan gubernur untuk menyiapkan RSU Sofifi sebagai tempat karantina, telah berjalan. “Kita tinggal menunggu action karena ini wilayah Tidore menunggu Gustu Tidore juga tapi kalau untuk langka-langka yang diambil sudah jalan, kalau kita lihat, dalam satu dua hari kalau sudah siap,” akunya.
Dikatakan, lokasi karantina di Sofifi memang dipersiapkan untuk pasien terutama Kalster NHM dan daerah lain di daratan Halmahera agar tidak perlu lagi menyebrang ke Ternate.
Sementara itu, setelah sehari nihil kasus baru, kemarin jumlah kasus postifi Covid-19 Malut kembali bertambah menjadi 728. Ini setelah ada sembilan orang yang dinyatakan positif berdasarkan hasil pemeriksaan swab melalui TCM (Tes Cepat Molekuler) di RSUD Chasan Boesoirie (CB) dan PCR di RS Siloam Manado. Kesembilan pasien ini tersebar di tiga daerah, masing-masing 6 dari Halut, 2 orang dari Ternate dan 1 orang dari Halbar.
Juru bicara (jubir) GTPP Covid-19 Malut dr Alwia Assagaf menuturkan, sembilan kasus baru ini tiga kasus melalui hasil TCM RSUD CB, dan enam kasus dari hasil PCR RSU Siloam.
Selain ada tambahan kasus baru, Alwia juga menyebut ada tambahan dua pasien sembuh berdasarkan hasil hasil pemeriksaan swab follow up melalui TCM RSUD CB. Kedua pasien sembuh masing-masing pasien 119 (F) asal Halsel dan pasien 174 (H) asal Kota Tikep. “Untuk itu jumlah kasus sembuh covid-19 sampai dengan hari ini berjumlah 105 orang. Sedangkan untuk jumlah kasus meninggal karena covid-19 sebanyak 31 orang,” katanya. (lfa/pur)