HARIANHALMAHERA.COM–Aktivtas penyebrangan kapal Ferry dari dan menuju pelabuhan penyebrangan Sofifi, di Kecamatan Oba Utara, Tidore Kepulauan (Tikep) berakhir kemarin. Sebab, terhitung mulai hari ini, pelabuhan yang berada di Desa Galala itu mulai ditutup.
Penutupan yang berlangsung selama tiga bulan ini seiring dengan adanya pekerjaan perbaikan fasilitas dermaga dan terminal ruang tunggu. Dengan penutupan ini, maka aktivitas peleyaran menuju Sofifi hanya bisa melalui Pelabuhan Penyebrangan Sidangoli, Kecamatan Jailolo Selatan, Halmahera Barat (Halbar)
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXIV Provinsi Malut, Lilik Handoyo mengatakan, penuutupan aktivitas pelayaran di pelabuhan penyebrangan Sofifi ini telah dibahas dalam rapat bersama Pemkot Tidore Kepulauan (Tikep) selaku penanggung jawab, serta pemkab Halbar dan Satlantas Polres Halbar guna mengatur arus lalu lintas di pelabuhan penyebrangan Sidangoli.
Lilik menegaskan, meski pengerjaan perbaikan fasilitas dermaga dan terminal ruang tunggu pelabuhan penyebrangan Sofifi ini berlangsung selama tiga bulan, namun hal itu tidak akan mengganggu moment pelaksanaan STQ yang berlangsung Oktober.
“Jadi waktu tiga bulan ini juga sudah cukup padat bagi pihak ketiga untuk penyelesaian pekerjaan. Paling tidak sarana pendukung operasional terutama dermaga sudah bisa digunakan,guna mendukung kegiatan STQ.Dan ini juga sesuai permintaan Pemkot Tikep,”paparnya.
Khusus untuk pengalihan rute dari Sofifi ke Sidangoli, nantinya ada 4 armada yang beroperasi dengan rute penyebrangan dalam sehari 7 trip, mulai dari pukul 07.00 pagi, hingga pukul 21.00 (9 malam).
Namun, jika ada penumpukan kendaraan, maka akan disiapkan trip ektra guna melayani orang dan kendaraan. “Jadi nanti kita menyesuaikan juga dengan kondisi dilapangan. Apakah pelayanan 7 trip ini bisa mengakomodir. Kalau banyak kendaraan maka akan ditambah operasionalnya guna mengakomodir pengguna jasa,”tambahnya.
Rehabilitasi sarana dan prasarana dipelabuhan penyebrangan Sofifi sendiri bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Dimana, pelaksanaan kegiatanya dibawah tanggungjawab Pemkot Tikep selaku pengelola pelabuhan.
Lilik Menbatakan, secara umum sejauh ini hampir sebagian besar daerah di Malut belum terlayani armada Feri karena belum memiliki dermaga. Misalnya di daerah Mandioli, Casatuta, Kupa, Halmahera Selatan yang armada Feri-nya masih berlabuh di pelabuhan laut.
Dimana, berdasarkan perencanaan belum ada pengembangan pelabuhan penyebrangan. Sebab, pengembangan dermaga juga butuh fisilibility atau paling tidak sudah ada dukungan pembukaan akses jalan.
“Prinsipnya soal pelabuhan penyebrangan desainya untuk angkutan orang dan kendaraan.Selama masih hanya penumpang saja efesienya melalui kapal laut.Jangan sampai ketika dibangun dermaganya,terbayar hanya untuk orang,tidak ada kendaraan,tentunya juga tidak efektif,”pungkasnya.(tr4/pur)