Maluku UtaraPemprov

Mendagri Kirim Tim Pantau Prokes di STQN

×

Mendagri Kirim Tim Pantau Prokes di STQN

Sebarkan artikel ini
PROKES : Keramaian saat pembukaan STQN di Sofifi-Maluku Utara (Foto : COPYRIGHT © ANTARA News)

HARIANHALMAHERA.COM–Munculnya ratusan kasus positif Covid-19 di PON XX Papua, membuat pemerintah pusat mulai mengawasi ketat iven-iven nasional yang berlangsung. Salah satunya, Seleksi Tilwatil Quran Nasional (STQN) ke XXVI di Sofifi, Maluku Utara (Malut).

Guna mengantisipasi kasus di PON terjadi di STQN, Menteri dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian pun mengeluarkan intruksi Nomor:  51 Tahun 2021 meminta agar seluruh Gubernur, bupati/walikota se Indonesia melakukan swab PCR saat mengikuti STQ.

Tidak sampai disitu, Mendagri juga menurunkan tim untuk memantau langsung penerapan protokol kesehatan (prokes) di tengah-tengah berlangsungnya STQN di Sofifi .

Bahkan, tim pun sudah menggelar rapat dengan panitia daerah STQN kemarin (20/10). “Jadi dorang (tim kemendagri) memantau langsung kegiatan ini (STQN, red),” akui Sekprov Malut Samsuddin A Kadir usai .

Kepada tim, panitia sendiri sudah menyampaikan sudah berupaya menerapkan penerapan prokes selama perhelatan STQN, mulai dari lokasi lomba, hingga tempat hunian para kafilah. “Mereka merespon dengan baik upaya-upaya yang sudah kita lakukan  dalam rangka upaya pencegahan,” katanya.

Sekprov mengaku, pasca pembukaan STQN Sabtu (16/10) lalu, sampai saat ini belum ada laporan terkait adanya para peserta, pelatih, ofisial maupun panitia yang terpapar Covid -19. Kemarin, seluruh panitia juga sudah dilakukan tes antigen untuk pengecekan “Sampai saat ini  masih aman,” katanya.

Soal banyaknya kerumuman warga pada saat pembukaan, Sekprov mengaku sudah dibahas dalam rapat evaluasi. Hasilnya akan menjadi rekomendasi ke panitia. “Kita juga menyampaikan kepada panitia untuk mengatur strategis seperti apa nanti pada saat penutupan,,’ jelasnya.

Ketua panitia Daerah STQN Salmin Janidi mengatakan terkait kerumunan yang terjadi pada saat pembukaan, ada beberapa tipe yakni kerumunan yang diorganisir dan kerumunan yang tidak diorganisir.

Dimana, kerumunan yang tidak diorganisir diakui tidak bisa dikendalikan karena itu diluar dari pementaan panitia. “yang terorganisir mereka yang berada di satu tempat  yang banyak orang berkumpul  tetapi diarena Utama itu berkumpul tetapi tetap jaga jarak antara satu kursi dengan kursi lain,” katanta.

Yang paling penting bagaimana menghindari jangan sampai muncunya cluster baru paska STQN. Diakui, sampai saat ini panitia belum mendapat aduan terkait munculnya kasus positif pasca pembukaan terutama dari kafila yang hadir.

“Ini penting untuk kita menjaga jangan sampai hal ini bisa muncul dan dapat memperburuk situasi kita berharap ini segera  terkendali tim kami bekerja menyiapkan seluruh perangkat jaga jaraknya mereka juga menggariskan masker,” tukasnya.(lfa/pur)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *