HARIANHALMAHERA.COM–Ketidakjelasan pembangunan Bandar Udara di Desa Loleo Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan (Tikep), membuat pemerintah pusat pun terpaksa belum mengalokasikan anggaran pembangunan infrastruktur penunjang bandara di APBN. Salah satunya, jalan tol Sofifi-Loleo sebesar Rp 800 miliar seperti yang sudah dijanjikan.
Pembangunan Bandar Udara di Desa Loleo, Kecamatan Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan (Tikep) berpotensi belum akan dimulai tahun depan. Faktanya, sampai saat ini, belum ada titik terang kapan SK Menteri Perhubungan (Menhub) tentang penetapan lokasi (penlok) Bandara dikeluarkan.
Tidak adanya penetapan kepastian luas lahan yang dibutuhkan serta pembebasan, menjadi penyebab Kemenhub tak kunjung mengeluarkan SK Penlok. Anggaran pembangunan bandara berstatus internasional itu pun tidak dialokasikan di APBN 2023.
Tidak hanya itu, nasib serupa juga menyasar anggaran pembangunan infrastruktur penunjang Bandara yakni pelebaran jalan dari Sofifi menuju Loleo. ‘Jalan Tol’ yang menelan anggaran Rp 800 miliar ini tidak juga masuk di APBN 2023.
Padahal pelebaran ruas jalan yang jaraknya mencapai 25 kilometer ini sebelumnya sudah dibahas dalam rapat virtual yang dipimpin langsung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan pada 24 Agusrus lalu.
Bahkan, sudah ditindajlanjuti dengan dirutunkannya tim ke Sofifi guna meninjau langsung di lokasi dan menggelar rapat dengan OPD dan instansi terkait lainnya serta meminta untuk menyiapkan seluruh dokumen perencanaan.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Malut Herdianto Arifin membenarkan jika anggaran pelebaran jalan Tol Sofifi-Loleo yang dijanjikan Pemprov itu tidak masuk di APBN 2023
“Kalau kita pelebaran jalan menuju bandara Loleo, kemudian dua jalur di Sofifi belakang sampai ke Kusu arah kantor Gubernur, tinggal dananya aja kita belum dianggarkan,” kataya disela-sela upacara Hari Bhakti PUPR Senin (5/12) lalu.
Herdianto mengatakan, anggaran Rp 800 miliar itu berupa pelebaran jalan ke arah Kantor Gubernur dengan nilai Rp 160 miliar, jalan dari Oba menuju Desa Kusu senilai Rp 70 Miliar, jalan Sofifi-Loleo sepanjang 25 Kilo dengan nilai Rp 70 Miliar dan beberapa item pekerjaan lainnya. “Kalau sampai ke Loleo itu semua totalnya sekitar Rp 800 Miliar. Tapi masalahnya belum ada dana, kita tunggu pendanaannya dulu,”, jelasnya.
Khisis jalan Sofifi-Loleo yang sudah dibangun oleh BPJN Malut baru 3 kilometer. Dana yang dibutuhkan untuk dibutuhkan unuk pelebaran ruas jalan sepanjang 25 kilo itu mencapai Rp 70 Miliar, mengingat jalan yang dibangun tediri dari dua jalur dan berada di atas rawa.
Herdianto mengaku, di tahun 2023 anggaran untuk infrtruktur jalan di Malut memang ada di APBN. Namun, hanya khusus pembanyunan jalan biasa yang merupakan jalan Strategis Nasional.
Sedangkan untuk di Sofifi hanya ada anggaran pemeliharaan jalan sepanjang 1.200 kilometer. “Tanggung jawab kita di Provinsi Maluku Utara 1.200 kilometer, itu yang dilakukan pemeliharaan.” tukasnya.
Diketahui pelebaran jalan Sofifi-Loleo ini merupakan pengalihan dari kegiatan pelebaran ruas Sofifi-Bandara Kuabang, Kao, Halmahera Utara. (Halut).(lfa/pur)