Tenaga Medis di RSUD CB Ditambah
HARIANHALMAHERA.COM – Walaupun rapid test merupakan skrining awal yang bukan hasil akhir untuk memvonis seseorang postif atau negatif korona (Covid-19), namun temuan sembilan orang di Maluku Utara (Malut) yang reaktif atas hasil rapid tes, diminta untuk ceoatanya di tindaklanjuti lewat pemeriksaan swab test atau PCR (polymerase chain reaction).
Dengan begitu, kepastian status apakah ke sembilan warga itu postif atau negatif. Mengingat lewat PCR lah seseorang bisa dinyatakan postif atau tidak. “Ini sesuai pedoman penanganan covid Kemenkes,” ujar Direktur LSM Rorano, Asgar Saleh dalam siaran persnya tadi malam.
Jika hasil PCR nantinya menunjukan negative, maka mereka pun tidak perlu terlalu lama dikarantina. Sebaliknya harus diisolasi jika hasilnya dinyatakan positif.
Asgar juga setuju dengan langkah gugus penanganan percepatan Covid-19 Malut untuk mengajukan pemindahaan lokasi tes swab dari Laboratoriam Balitbangkes Kemenkes di Jakarta ke laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Makasar yang sampai sekarang masih menunggu persetujuan Kemenkes.
Rorano yang tergabung dalam koalisi nasional NGo akan mempresur Kemenkes melalui forum tersebut. “Sehingga ini bisa memperpendek waktu tunggu,” katanya.
Dia juga meminta Pemprov agar segera mengalokasikan anggaran ke RSUD dr Chasan Bosoirie (CB) untuk kebutuhan penanganan Covoid-19 mulai dari VTM (Viral Transport Medium), hingga alat pelindung diri (APD).
Baca Juga: Jubir Gubernur: Penggunaan APD Ikut Anjuran WHO dan Kemenkes
Sebab, selama ini tidak diketahui apakah lamanya waktu menunggu hasil PCR karena lamanya antrian di Baltebangkes atau terbatasnya peralatan yang dimiliki seperti VTM sebagaimana seperti yang dialami di daerah lain. Begitu juga dengan rapid test pun harus dilakukan secara masif.
Dia mengingatkan, Malut yang berada dalam tahap awal pandemic, dalam kurun waktu tiga hari ini terakhir terjadi tren peningkatan ODP (orang dalam pemantauan) dan PDP. “Kita ini darurat kesehatan masyarakat, prioritas kita pada penguatan semua potensi kesehatan terutama rumah sakit dan puskesmas,” terangnya
Trutama di Kota Ternate yang kini menjadi pintu masuk sekaligus sentral PDP di isolasi. Dia meminta anggaran-anggaran pemerintah yang dperuntukan untuk mecamatan dan keluarahan segera dikucurkan.
“Kami melihat selama ini lurah bergerak secara swadaya. Jika dana ini ada maka akan efektif membantu tugas tugas pengawasan terhadap warga yang baru datang, pendataan maupun pembersihan lingkungan.” tukasnya.
Terpisah, juru bicara (jubir) gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Malut, dr Rosita Alkariti menyebutkan hingga kemarin, sudah sebanyak 255 orang yang dilakukan rapid test. Sembilan dinyatakan reaktif yaitu 6 orang OTG , 2 ODP dan 1 PDP sedangkan 246 non reaktif.
Rosita mengaku mereka yang reaktif akan dikonfirmasi denggan pemeriksaan PCR. Yang tidak reaktif akan diulangi rapid test kedua pada hari ke 7-10.
Sampai kemarin, jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 84 orang bertabah 1 orang dari Pulau Taliabu, kemudian Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 374 orang bertambah 21 orang dari Halsel, Halut, Haltim dan Kota Ternate sedang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) masih tetap 10 orang dan kasus terkonfimasi positif 1 orang.
PDP yang menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD CB Ternate sebanyak 6 orang dan 1 orang terkonfIrmasi positif Covid-19 sedangkan 3 PDP telah ke Hotel Grand Sahid Bella Ternate, 1 lainnya masih menjalani perawatan di Puskesmas Falabisahaya belum dirujuk ke RSUD Sula.
Baca Juga: 2 Warga Malut Positif Korona versi Rapid Test
“Karena kondisinya sudah membaik sudah tidak demam tapi di lakukan pengawasan dan menunggu pemeriksaan Rapid Test yang ke dua. Karena Rapid test pertama hasilnya Non Reaktif.” jelasnya.
Untuk mempercepat persetujuan Kemenkes terkait usulan pemindahan lokasi uji swab test dari Jakarta ke Makassar, Pemprov pun akan segera menyurat ke Kemenkes. “Kita masih berupaya dalam rangka mempercepat hasil yang kita kirim selama ini kita anggap bahwa ada keterlambatan sehingga kita memikirkan pasien kita yang masih dalam isolasi” kata Kadinkes Malut dr. Idhar Sisi
Selain ke Kemenkes, Pemprov juga akan menyurat (BTKLPP) Makasar. Dijelaskan, pemeriksaan swab test di Makasar hanya memakan waktu 2 sampai 3 hari. Bandingkan di Balitbangkes Jakarta paling cepat 5 hari bahkan sampai 8 hari “Ini yang menjadi keinginan kita ingin paling lambat tiga hari” jelasnya.
Awal-awalnya, pengiriman hasil swabtest memang hanya tiga hari, namun seriing dengan adanya penambahan kasus di wilayah kerja Balitbangkes Jakarata, maka terjadi antrean. “Untuk VTM sudah ada hanya Tabung yang belum sehingga diupayakan akan minta ke Makasar,” katanya.
Untuk mempercepat penanganan Covid-19, Pemprov juga akan menambah tenaga medis di RSUD CB sebanyak 43 orang yang terdiri dari perawat 35 orang, apoteker 2 orang, gizi 2 orang dan dokter 4 orang. Mereka dikontrak selama penanganan Covid -19 (lfa/pur)