HARIANHALMAHERA.COM–Badan Metereologi, Klimatologi dan Geoifiska (BMKG) Stasiun Babullah Ternate memprediksikan kondisi cuaca di Malut dalam tiga hari kedepan cukup ekstrem.
Prakirawan BMKG Viaca Adjie Dwi Putra mengatakan, untuk saat ini secara umum Malut berpotensi mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, namun pada tiga hari kedepan, ada beberapa wilayah yang intensitas hujan sedang hingga lebat,.
Daerha-daerah itu yakni sebagian Pulau Morotai, sebagian Halmahera Utara (Halut), Halmahera Timur (Haltim), Kepulauan Sula dan Taliabu. “Secara klimatologis, puncak hujan yang biasanya jatuh pada Desember, bergeser di bulan Januari, yakni di 10 hari pertama Januari atau 10 hari kedua di Januari,” terangnya.
Dia memprediksi pada dua waktu tersebut, kemungkinan puncak hujan lebat terjadi salah satunya di Ternate. “Ketika nanti ada potensi pergeseran puncak hujan, maka bisa dikatakan pada awal hingga pertengahan bulan ini ada peningkatan curah hujan, baik kota Ternate maupun dibeberapa wilayah Malut,” terang dia.
Secara umum untuk kota Ternate, Tidore dan Jailolo, curah hujan masih intensitas ringan hingga sedang hingga beberapa hari kedelapan. “Potensi cuaca buruk lebih meningkat di wilayah Malut atau tidak, nanti dilihat hingga akhir bulan,” sebutnya.
Sementara ujtuk tinggi gelombang secara umum tiga hari kedepan masih cukup signifikan, berkisar antara 0,75 hingga 3,5 meter. Terutama di bagian perairan Morotai, Utara Halmahera Timur dan Halmahera Barat Halmahera, Batang Dua, Kepulauan Sanana dan Taliabu. “Di perairan Halsel seperti Bacan, Widi dan Saketa maish rendah, berkisar antara 0,75 1,25 meter,” sebutnya.
Kecepatan angin diprediksi berkisar antara 4 hingga 40 km per jam, angin bertiup antara Barat Utara hingga tenggara, yang bertiup hampir di seluruh wilayah Malut.
“Dihimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada terutama yang beraktivitas di perairan, karena tinggi gelombang cukup signifikan hingga beberapa hari kedelapan, karena sesuai dengan data prakiraan diantara tiga kondisi tersebut yakni angin, hujan dan gelombang yang paling signifikan yaitu gelomban,” terangnya
Mengantisipasi cuaca ekstrem itu, Kantor Syahbandar Otiritas Pelabuhan (KSOP) Ternate telah mengeluarkan surat peringatan kepada stakeholder maritime Kepala Seksi Keselamatan Berlayar KSOP Ternate Slamet Isyadi menuturkan, surat peringatan itu para penggunan jasa angkuta laut baik di dalam Malut maupoun antar provinsi diharapkan mengakses terus perkiraan cuaca dari BMKG.
Diakui tinggi gelombang laut mencapai 3 meter sempat terjadi dua wilayah yakni perairan Batang Dua dan Morotai pada 6 Januari kemarin,. “Namun saat mulai turun 1 meter. Sebab, adanya hujan secara otomatsi angin akan berkurang,” katanya.
Jika tinggi gelombang sudah membahayakan untuk pelayaran, pihaknya akan menutup sementara aktivitas pelayaran,
“Penumpang juga jangan memaksakan diri jika apabila kapasitas penumpang sudah penuh, ini harus menjadi komitmen bersama. Sebab Keselamatan pelayaran ini menjadi tangungung jawab bersama,” ujarnya.
Kepala KSOP Ternate, Tahir Laitupa, mengaku telah menginstruksikan ke kepala seksi pelayaran untuk melakukan koordinasi ke kepala pos dilapangan agar berjalan baik. “Penguna jasa keselamatan itu bukan semata-mata hanya tangung jawab KSOP, namun sudah menjadi tangung jawab kita semua. Jadi ketika naik ke atas kapal kita sendiri yang menentukan selamat atau tidak dengan melihat kondisi kapal,” ucapnya (tr3/pur)