Fans MotoGP di seluruh penjuru dunia sedang menghitung mundur untuk segera menyaksikan balapan pembuka musim 2020 di GP Qatar pekan depan. Untuk menyambutnya, kami akan membedah kekuatan tim-tim MotoGP yang kembali bakal bersaing berebut titel juara dunia ini.
HARIANHALMAHERA.COM – Otot itu bernama deltoid. Otot besar yang bertanggung jawab mengangkat lengan dan memberikan kekuatan cukup bagi bahu ketika bergerak. Sebegitu pentingnya fungsi otot tersebut, terutama bagi juara bertahan MotoGP Marc Marquez. Dislokasi bahu kanan yang dialaminya di GP Malaysia tahun lalu, dan diperparah ketika melakoni tes postseason di Valencia, ternyata merusak deltoid itu.
Padahal, ketergantungan Marquez pada deltoid begitu besarnya. Berkali-kali aksi penyelamatan yang dilakukannya tak lepas dari kekuatan deltoid yang sudah dilatihnya bertahun-tahun. Sepanjang musim dingin, Marquez melakoni banyak fisioterapi untuk memperkuat otot lain di sekitar deltoid demi mengompensasi kelemahan tersebut.
Namun, hingga tes pramusim MotoGP di Sepang, Malaysia, 7–9 Februari lalu, kondisinya belum seperti yang diinginkan. Marquez dua kali mengalami crash. Dua-duanya diakuinya sendiri akibat masih lemahnya kondisi bahu kanannya. ’’Minggu (9/2) adalah hari pertama aku meningkatkan upayaku untuk menggeber motor baru. Dan, ketika hari masih siang, (fisik) aku sudah merasa hancur (kesakitan). Aku memaksa turun lagi pada sore hari dan terjadilah crash itu. Lagi-lagi karena kondisi fisikku,’’ keluh Marquez saat itu dikutip Motorsport Magazine.
Kecelakaan lebih serius terjadi pada hari kedua tes pramusim di Qatar. Kondisi itu diperparah dengan buruknya feeling-nya di atas RC213V. Sirkuit Losail memang selalu menyulitkan bagi Honda. Semakin buruk setelah dua hari tes, Honda menyadari bahwa ada yang salah dengan paket aerodinamika motor baru mereka. Hal itu diketahui karena keluhan yang dirasakan Marquez juga diderita semua rider Honda.
Jadilah, pada hari terakhir tes di Losail, Marquez terlihat menjajal secara bergantian motor lama (2018, 2019) dan baru (2020). Setelah membandingkannya, Marquez menyebut timnya telah menemukan titik terang atas permasalahan tersebut. Sayang, tes pramusim sudah harus berakhir. ’’Jadi, mau tidak mau kami akan menjajal banyak hal lagi dengan memanfaatkan sesi latihan bebas di GP Qatar,’’ terang bos Repsol Honda Alberto Puig.
Apakah dengan kondisi tersebut peluang Marquez mempertahankan gelar MotoGP akan menipis tahun ini? Jawabannya tentu tidak. Marquez sama sekali tidak bisa diperhitungkan di atas kertas. Tahun lalu dia juga menderita cedera bahu kiri. Namun, pada akhir musim, tetap dia yang mengangkat trofi juara dunia.
Repsol Honda akan memulai musim 2020 dengan kondisi yang kontras dibandingkan dengan tahun lalu. Mengawali musim 2019, mereka diprediksi banyak orang sebagai salah satu tim paling kuat sepanjang sejarah MotoGP. Apalagi kalau bukan karena hadirnya Jorge Lorenzo sebagai rekan satu tim Marquez. Seiring waktu berjalan, prediksi-prediksi tersebut terpatahkan. Lorenzo gagal bersinar dan malah memutuskan pensiun karena kewalahan menaklukkan RCV.
Tim satelit Honda, LCR, juga masih mempertahankan komposisi rider mereka musim lalu. Yakni, Cal Crutchlow dan Takaaki Nakagami. Sama seperti Marc, Nakagami baru saja melakukan operasi pada bahu kanannya. ’’Aku senang karena rasa sakitnya sudah sangat berkurang,’’ ucap rider 28 tahun tersebut sebagaimana dikutip Crash. Sementara itu, Crutchlow menyebut ban baru yang disuplai Michelin tahun ini memberikan tantangan buat Honda. (jpc/pur)