HARIANHALMAHERA.COM–Proses evakuasi terhadap jenazah tenaga kesehatan (nakes) Gabriella Meilani dari Distrik Kiwirok ke Jayapura, Papua, (21/9) mendapat gangguan dari kelompok separatis teroris (KST). Akibat insiden itu, seorang prajurit TNI gugur. Pratu Ida Bagus Putu S. meninggal di lokasi kejadian dengan luka tembak di bagian kepala pada pukul 06.53 WIT.
”Proses evakuasi jenazah Gabriella agak terhambat karena di Kiwirok masih terjadi kontak tembak antara aparat TNI dan KST. Dua jenazah dievakuasi dari Kiwirok ke Jayapura, yakni satu anggota TNI dan suster Gabriella,” jelas Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Arm Reza Nur Patria kepada awak media.
Reza belum bersedia menyebut nama dan asal satuan prajurit TNI yang gugur tersebut. Dia hanya memastikan bahwa jenazahnya sudah dibawa ke Jayapura.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Papua Kombespol A.M. Kamal mengakui adanya kontak tembak itu. Menurut dia, saat ini TNI dan Polri masih berupaya menjaga keamanan di Distrik Kiwirok. ”Kami kejar kelompok pimpinan Lamek Taplo itu,” tegas dia.
Terpisah, Dandim 1715/Yahukimo Letkol Inf Christian FR Ireeuw menyampaikan bahwa situasi di Kiwirok belum kondusif dan masih siaga seusai penembakan terhadap seorang anggota TNI. ”Penebalan anggota kami ke Kiwirok diharapkan memperkuat anggota di sana untuk memukul mundur KST pimpinan Lamek Taplo,” terang Christian saat dimintai konfirmasi Cenderawasih Pos.
Dia mengungkapkan, sejak insiden pembakaran fasilitas publik dan penganiayaan terhadap nakes, warga di Kiwirok mengungsi ke pos-pos milik TNI-Polri. Sementara, personel TNI-Polri di Kiwirok tetap berjaga di pos masing-masing.
”Kelompok Lamek Taplo masih berkeliaran tidak jauh dari pos-pos TNI-Polri di Kiwirok. Mereka masih terus memantau pos TNI-Polri dengan jarak sekitar 300 meter. Mereka juga masih mengganggu proses evakuasi terhadap pengungsi yang hendak diterbangkan ke Jayapura,” jelasnya.
Terkait dengan nakes Gerald Sokoy yang belum ditemukan hingga saat ini, anggota TNI-Polri sedang melakukan upaya pencarian di sekitar Kiwirok. ”Harapan kami, yang bersangkutan masih hidup dan bisa menemukan jalan keluar menuju ke pos TNI-Polri sehingga kita bisa menyelamatkan dia,” tuturnya.
Jumlah anggota KST Lamek Taplo di Kiwirok hingga saat ini mencapai 30 orang. Jumlah tersebut tergabung dengan masyarakat simpatisan di Kiwirok. Mayoritas simpatisan KST berasal dari empat distrik di Pegunungan Bintang. ”Kelompok ini memiliki cukup banyak senjata api. Sekitar 10 pucuk senjata api dengan kualitas terbaik berada di tangan mereka,” ungkapnya.
Sementara itu, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengakui bahwa pihaknya bertanggung jawab atas kontak tembak yang terjadi kemarin. Dia pun kembali meminta pemerintah Indonesia mau berunding dengan ditengahi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). ”Selama tidak mau berunding, perang terus dilakukan,” ujar dia.
Bukan hanya itu, Sebby juga mengakui bahwa nakes Gerald Sokoy mereka temukan dan kini berada di markas TPNPB-OPM. Yang bersangkutan masih hidup dan baik-baik saja. ”Nanti diserahkan kepada pemerintah daerah atau pihak keluarga,” katanya tanpa menyebut secara detail waktu dan tempat penyerahan.(jpc/pur)