HARIANHALMAHERA.COM – Di antara lima liga elite Eropa, Bundesliga menjadi kompetisi pertama yang mendeklarasikan diri siap bergulir lagi. Kompetisi kasta teratas di Jerman itu diproyeksikan kickoff bulan depan. Seiring pandemi Covid-19 belum bisa dipastikan kapan berlalu, semua pertandingan bakal dilangsungkan tanpa penonton.
Ketika spieltag ke-25 dihentikan pada 8 Maret, dibutuhkan sembilan pekan lagi untuk menyelesaikan musim ini. Dijadwalkan, Bundesliga restart pada Mei supaya bisa tuntas pada akhir Juni atau yang normalnya menjadi batas terakhir periodisasi kontrak pemain.
Tanda-tanda Bundesliga lanjut sebetulnya mulai tercium ketika pekan ini satu per satu tim di antara 18 kontestan menggelar latihan normal lagi. Kemarin (9/4) SC Freiburg dan Werder Bremen menjadi dua tim yang paling belakangan berlatih. ’’Para pemain saya tidak terlalu kehilangan kondisi fisik terbaik mereka (selama masa karantina Covid-19, Red) dan hanya butuh 1‒2 pekan ke depan untuk kembali prima mengikuti kompetisi,’’ kata der trainer Red Bull Leipzig Julian Nagelsmann kepada SID.
CEO DFL (operator Bundesliga dan 2. Bundesliga) Christian Seifert dalam wawancara dengan New York Times menyatakan bahwa bergulirnya lagi Bundesliga (sekaligus 2. Bundesliga) bakal menjadi sorotan semua pihak. Apalagi, Jerman merupakan negara keempat tertinggi di dunia untuk kasus pandemi Covid19 per kemarin atau mencapai 113.296 kasus.
’’Orang-orang saat ini ingin secepatnya kembali ke kehidupan normal dan itu berarti Bundesliga harus bergulir lagi. Itulah posisi yang kami upayakan di tengah masyarakat saat ini,’’ kata Seifert. ’’Dan, untuk keputusan ini, kami mendapat dukungan dari pemerintah,’’ tambah pria 50 tahun itu.
Seifert melanjutkan, untuk memutar Bundesliga lagi, pihaknya sudah meminta saran tentang standardisasi pengamanan dan pencegahan persebaran pandemi Covid-19. Di antaranya, hanya boleh ada 240 orang di dalam stadion ketika pertandingan berlangsung. Mereka adalah para pemain, staf kepelatihan, tim medis, ofisial pertandingan, dan staf televisi pemegang hak siar.
Alumnus Jurusan Komunikasi, Marketing, dan Sosiologi Universitas Duisburg-Essen itu juga mendetailkan bahwa hanya para pemain di lapangan plus pemain pengganti serta ofisial wasit yang memakai kostum pertandingan. Yang lain bakal dicarikan jenis pakaian steril dan higienis. ’’Ketika kami berani kembali menggelar pertandingan, konsep kami harus benar-benar matang. Kami ingin memberikan kepastian dan bertanggung jawab atas nyawa para pemainyangbermain,’ tutur Seifert.
New York Times menulis, keberanian Bundesliga memutar lagi kompetisi memang didukung sistem penanganan pandemi Covid-19 di Jerman yang diklaim terbaik di dunia saat ini. Rerata kematian orang karena Covid-19 per hari di Jerman merupakan yang terendah. Per kemarin, misalnya, malah nihil.
Aspek finansial menjadi alasan lain Bundesliga dan 2. Bundesliga segera diputar lagi. Jika tidak mampu merampungkan kompetisi, DFL punya tanggungan uang EUR 750 juta (Rp 12,88 triliun) kepada pemegang hak siar televisi.(jpc/pur)