HARIANHALMAHERA.COM– Argentina menempati posisi dasar klasemen grup B di ajang
Copa America 2019 ini. Situasi tersebut memberi tekanan besar dan target wajib
menang kepada sang pelatih Lionel Scaloni. Pada matchday kedua grup B, Argentina
akan bertemu Paraguay di Estadio Mineirao pagi (20/6) ini. Jika menelan kekalahan
kembali maka kans lolos perempat final Lionel Messi dan kawan-kawan semakin
menyempit.
Seperti diberitakan Clarin kemarin (18/6) pasca kekalahan 0-2 dari Kolombia (16/6)
suasana latihan La Albiceleste muram. Media-media pun tak banyak bertanya soal
perubahan apa yang akan dilakukan jelang lawan Paraguay demi menjaga mood tim.
Namun dalam pantauan Clarin dua nama berlatih terpisah. Yakni Roberto Pereyra dan
Marcos Acuna. Kedua nama pemain itu hanya duduk di bangku cadangan saat
matchday pertama. Khusus Pereyra, Scaloni menunggu lampu hijau dari dokter tim soal
kondisi otot paha pemain Watford itu.
Soal rotasi pemain atau formasi yang dipakai menjadi isu hangat di skuat Argentina
setelah kekalahan di laga pembuka. Scaloni yang jadi asisten Jorge Sampaoli di Piala
Dunia 2018 lalu tak ingin mengulang kesalahan pendahulunya. Usai bermain imbang 1-
1 lawan Islandia di laga pembuka grup D (16/6/2018) maka di laga kedua versus
Kroasia (22/6/2018), Sampaoli secara radikal mengubah formasi. Dari 4-2-3-1 menjadi
3-4-2-1.
Hasil perubahan itu sama sekali tak menggembirakan. Juara dunia 1978 dan 1986 itu
dihajar oleh Luka Modric dan kawan-kawan dengan tiga gol tanpa balas. Argentina lolos
dari fase grup setelah menang susah payah dengan skor 2-1 di laga terakhir lawan
Nigeria (27/6/2018). Saat menang lawan Nigeria, Argentina kembali memakai formasi
empat bek. Tepatnya 4-4-2.
Scaloni seperti ditulis ESPN Deportes meyakini Argentina masih bisa lolos ke babak
selanjutnya. Pelatih 41 tahun melihat kans menang timnya cukup besar di dua laga
tersisa grup B ini. ”Selain hasil yang buruk maka performa para pemain saya katakan
bagus. Kekalahan ini menjadi tanggung jawab semua tim dan sebagai tim maka
kewajiban semuanya untuk bangkit,” kata Scaloni.
Scaloni mengatakan pergantian pemain starting XI di matchday kedua ini tidak hanya
membuat pemain yang diganti pasti dikotak atau disisihkan selamanya dari skuat
Argentina selama Copa America 2019 ini. ”Pergantian dibuat berdasar kebutuhan
mengantisipasi lawan,” ujar Scaloni.
Eks penyerang Argentina Hernan Crespo dalam wawancara dengan TyC Sports
berkata Scaloni tak perlu takut untuk memecah lini depan timnya. Meski Sergio Aguero
adalah sahabat karib Lionel Messi jika memang kebutuhan tim maka keduanya bisa
dipisah. Saat lawan Kolombia, Aguero hanya membuat satu tembakan itupun off target
dalam 79 menit di lapangan.
Pemain depan Argentina yang juga dianggap loyo pada laga versus Kolombia adalah
Angel Di Maria. Sejak memasuki babak kedua, Di Maria sudah digantikan oleh Rodrigo
De Paul. Masuknya De Paul berhasil membuat lini tengah Argentina lebih hidup.
Pemain Udinese itu lebih rajin membuka ruang dan membuat kombinasi passing.
Legenda Argentina yang baru saja melepas posisi kepelatihan dari Dorados, Diego
Maradona, lebih keras mengkritik performa Messi dan kawan-kawan. ”Bahkan tim
seperti Tonga bisa mengalahkan Argentina saat ini,” cerca Maradona saat diwawancara
TyC Sports.
Sebagai informasi, Tonga adalah tim dengan rangking FIFA 202 saat ini. Tonga juga
pernah dibantai Australia dengan skor 0-22 dalam kualifikasi Piala Dunia 2002 zona
Oceania (9/4/2001). (jpc/pur)