FootballOlahraga

Si Putih dan Si Merah Tebar Psywar

×

Si Putih dan Si Merah Tebar Psywar

Sebarkan artikel ini
Juergen Klopp

HARIANHALMAHERA.COM–Tren klub Spanyol selalu menembus final Liga Champions selama lima musim beruntun akhirnya terputus musim lalu. Saat partai puncak berlangsung di Negeri Matador, tepatnya di Wanda Metropolitano (kandang Atletico Madrid), finalisnya malah dua klub Inggris. Liverpool dan Tottenham Hotspur.

Tensi antara Spanyol dan Inggris pun kembali memanas musim ini. Apalagi setelah setiap negara berhasil meloloskan semua wakilnya (masing-masing empat klub) ke fase knockout. Artinya, separo dari kontestan 16 besar dihuni tim-tim La Liga dan Premier League.

La Liga diwakili FC Barcelona, Valencia, Real Madrid, dan Atletico Madrid. Dua tim yang disebut pertama sama-sama finis sebagai juara grup. Duo Madrid menjadi runner-up grup. Situasinya sama dengan empat klub Premier League yang lolos ke fase knockout. Liverpool dan Manchester City mengakhiri fase grup di posisi teratas klasemen. Lalu, Tottenham Hotspur dan Chelsea finis di posisi kedua.

Konfigurasi itu pun memunculkan kemungkinan besar terjadinya duel Spanyol versus Inggris dalam babak 16 besar. Sesuai dengan regulasi, juara grup dipertemukan dengan runner-up, kecuali bagi mereka yang sebelumnya satu grup. Undian dilakukan di markas UEFA di Nyon, Swiss, Senin malam ini (16/12).

Real sebagai tim tersukses Liga Champions (13 gelar) dan Liverpool sebagai kolektor gelar Liga Champions terbanyak asal Inggris (6 gelar) sudah memanaskan rivalitas Spanyol versus Inggris. Para pemain sekaligus pelatih Los Blancos (Si Putih) maupun The Reds (Si Merah) saling melempar ucapan sindiran.

Entrenador Real Zinedine Zidane dalam post-match press conference di Brugge kemarin (12/12) menegaskan, status timnya sebagai runner-up mengharuskan Sergio Ramos dkk siap bertemu lawan berat. ’’Jika menghadapi Liverpool, kami akan mengeliminasi mereka,’’ kata Zidane, kemudian tertawa sebagaimana dikutip Metro.

Zidane juga membangkitkan memori final Liga Champions 2017–2018 di NSC Olimpiyskiy, Kiev. Yakni, ketika pelatih yang akrab disapa Zizou itu membawa Real memukul Liverpool besutan Juergen Klopp dengan skor 3-1.

Gelandang Real Luka Modric dalam wawancara dengan Movistar Plus menyatakan, bertemu Liverpool di awal fase knockout malah bagus. ’’Tidak ada laga mudah setelah Anda berada di fase (knockout) ini. Justru hal itu (menghadapi tim kuat, Red) bagus untuk mengukur seberapa kompetitif tim Anda,’’ tutur peraih Ballon d’Or 2018 tersebut.

Balasan datang dari Merseyside. Bek kiri Liverpool Andrew Robertson di laman resmi klub menilai, setelah dua kali timnya masuk final Liga Champions, tidak ada tim yang mau bertemu The Reds. ’’Saya merasa, sebelum menghancurkan FC Porto di perempat final musim 2017–2018, kami tak mendapatkan respek yang seharusnya kami dapatkan. Sekarang semua tim memberikan respek kepada kami di Eropa,’’ ucap Robbo, sapaan Andrew Robertson.

Kapten timnas Skotlandia itu pun senang seandainya rematch final Liga Champions dua musim lalu kesampaian di babak 16 besar musim ini. ’’Real adalah tim besar dan penuh histori di kompetisi ini. Fans kami pasti antusias menyambut pertemuan kami kalau memang benar-benar terjadi,’’ ungkap pemain yang masuk Tim Terbaik Premier League 2018–2019 tersebut.

Di sisi lain, berdasar hasil simulasi superkomputer oleh FiveThirtyEight kemarin, laga 16 besar yang paling sering muncul memang duel antara Real versus Liverpool. Persentasenya 21,58 persen. Disusul pertemuan antara Real versus wakil Inggris lainnya, City. (jpc/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *