OpiniZona Kampus

ALAT MUSIK TALEMPONG

×

ALAT MUSIK TALEMPONG

Sebarkan artikel ini
Annisa Azzahra

Oleh: Annisa Azzahra

(Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)

Indonesia beragam akan budayanya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Seni dan budayanya masih terjaga dari zaman nenek moyang ke zaman sekarang. Di minangkabau ini terdapat banyak tradisi yang tersebar luas. Semua kegiatan tradisi di Minangkabau ini miliki arti dan tujuan penting dalam kehidupan sehari-hari. Musik yang dalam bahasa budaya minangkabau pengertiannya yang terdapat sebuah bunyi bunyian yang merupakan salah satu jenis pertunjukan yang ada di antara jenis seni.

Musik minangkabau merupakan sebuah dokumen dalam kebudayaan atas warisan yang masa lalu yang di turunkan secara turun temurun.  Didalam seni tradisi telah mengalami suatu sentuhan dengan gejala yang berkembang dalam kegidupan masyarakat yang dinamis ini. Beda hal nya dengan budaya tulis, dalam budaya lisan terdapat suatu perubahan perubahan seni tradisional yang umumnya kurang dirasakan perubahan budaya, pada abad ke 20 sampai abad ke 21 terdapat sebuah perubahan yang dinamis dalam sebuah kesenian.

Sebagai pencipta seniman yang memiliki sikap individual cenderung bereaksi terhadap suatu perubahan akan budaya atau konsep hidup masyarakat, tetapi tidak semua proses perubahan dianggap suatu kreatifitas. Kalau dicermati dari sudut pandang pengertian perubahan kreatif pada seni Indonesia umumnya di sebut dengan kreasi maka dari mutu dan arah perubahannya berbeda dengan yang lainnya. Salah satu seni yang terdapat di minangkabau adalah talempong.

Talempong merupakan alat musik yang terdiri dari satu set talempong melodi, satu set talempong pengiring rendah, satu set pengiring tinggi. Pada nada-nada canang berada satu oktaf dibawah nada-nada talempong. Pada talempong kreasi dikenal dengan talempong minangkabau. Instrumen yang di gunakan pada talempong yaitu canang, canang ini jenis talempong yang berukuran sedikit lebih besar dari tang biasanya.

Menurut Margaret J. Kartomi (1979: 24), yang dimaksud dengan musik talempong kreasi ialah musik yang dimainkan dengan ansambel talempong yang menggunakan sistem nada diatonik dan komposisi musik yang diolah berdasarkan pada sistem ilmu harmoni.  Alat musik ansambel yaitu talempong dan canang, saluang, banci dan sarunai. Dahulunya talempong kreasi ini lebih banyak membawakan lagu-lagu yang berasal dari dendang tradisional yang biasanya diiringin alat musik saluang ataupun rabab.

Lagu tersebut biasanya dibawakan sebagai pertunjukan musik instrumen dan sebagai mmusik pengiring tari. Adapun kelompok talempong kreasi yang mengiringi nyanyian baik lagu tradisional maupun pop minang yang mana itu hanya bersifat insidental. Talempong kreasi ini terbentuk atau terlahir di sumatra barat yang sebagai hasil kerja sama antar beberapa seniman musik minangkabau.

Pada tahun 1980-an perkembangan talempong kreasi sangat signifikan. Pada gendre musiknya tidak hanya berfungsi sebagai pengiring tari dan pemain instrumen saja, akan tetapi sudah mengiringi lagu-lagu pop minangkabau. Lalu dikarenakan ada tuntutan agar pertunjukan talempong kreasi lebih kuat diperlukanlah sebuah alat pengeras suara. Tidak hanya di minang saja, genre musik ini juga tumbuh dan berkembang di kota-kota lainnya. Talempong kreasi ini didukung oleh para sanggar-sanggar seni minang yang ada dikota atau masyarakat perantauan.

Instrumen pada talempong kreasi ini yang sudah dibahas sebelumnya bahwa alat musik ini di iring oleh alat musik tiup. Talempong kreasi ini tidak terdapat aturan-aturan yang baku perihal peralatannya. Kadang kala alat musik talempong digandakan supaya bunyinya lebih kuat seperti dua set talempong melodi, dua talempong pengiring dasar, dua talempong pengiring tinggi , dua set canang pengiring rendah, dua canang pengiring tinggi, dua buah gendong, dan alat musik satu disetiap jenisnya. Lalu bagaimana dengan tata letaknya, tata letak musik ini sangatlah bervariasi, biasanya dengan mempertimbangkan ruangan, panggung ataupun dari kehendak musisinya.

Biasanya penepatan pertunjukannya talempong melodi selalu diletakkan didepan, di belakangnya terletak talempong pengiring dasar dan pengiring tinggi, dideretan belakang canang pengiring dasar dan canang pengiring tinggi sedangkan pemain alat tiup berada disamping kiri bagian depan dan belakang ataupun di samping kanan bagian belakang dan atau bagian depan. Terdapat perubahan yang terjadi pada talempong melodi oleh beberapa kelompok musik yaitu suatu penambahan nada-nada kromotik, yang bertujuan menampung lagu-lagu yang mempunyai molodi Barat dengan nada kromatik.

Efek yang dihasilkan talempong ketangga nada semakin luas cakupan lagu yang dibawakan alat musik tersebut. Banyaknya kelompok talempong kreasi ini menggunakan nada-nada yang pada masing-masing instrumen pendukung selaras pada tangga nada C mayor, atau disebut juga nada c sebagai nada dasar. Akan tetapi ada juga beberapa menggunakan kunci nada lain seperti pada A mayor atau bes mayor dan sebagainya. Kelarasan itu tergantung pada kebutuhan pada setiap kelompok yang menggunakan musik talempong kreasi.

Kelompok talempong kreasi ini yang menggunakan sembilan buah talempong untuk melodi , susunan dari C menjadi b-c-d-e-f-g-a-b-c yang terbagi menggunakan nada yang kromatik maka pada baris pertama pada susunannya di atas, baris kedua disusun dengan urutan g-a-cis-dis-fis-gis-ais-d yang pengiring rendah atau dasar, nada c-d-e-f pengiring tinggi g-a-b-c. Jadi talempong kreasi yaitu seni pertunjukan minangkabau yang berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat, seni pertunjukan ini ialah segala ungkapan seni yang bersubtansi dasarnya yang dipergelarkan langsung dihadapkan kepada penonton.

Di seni pertunjukan ini dipilih menjadi tiga kategori yaitu musik, tari,dan teater. Instrumen yang digunakan ialah canang lalu beberapa alat musik tiup tradisional dan tamburin. Dikarenakan perkembangan budaya masyarakat minangkabau maka ensambel talempok kreasi pun mengalami perkembangan juga, yaitu pada perangkat sound sistem didalam pertunjukan. Pengguna nada kromotik pada melodinya, secara langsung mengakibatkan lebih banyak jenis lagu dan tipe musik yang disajikan dengan ensambel talempong kreasi, dengan lagu pop minang populer.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *