Oleh: Putri Ayuni (2110741004)
(Jurusan sastra Minangkabau, Fakultas ilmu budaya)
Masyarakat Minangkabau memiliki sistem struktur yang bersangkutan pada saat ini artis Minangkabau juga banyak perantauan atau merantau ke daerah luar Minangkabau untuk menggapai cita-cita dan ilmiah tak banyak pula masyarakat Minangkabau mengandung dunia ranah drama estetika dan dunia per actingan. Tak jarang pulang kebanyakan film Minangkabau memiliki ciri khas minangkabaunya sendiri, serta tokoh-tokoh alim ulama penghulu adat yang ada di Minangkabau juga memiliki ciri cerita yang berbentuk novel.
Novel-novel ini juga digandrungi oleh masyarakat luar bukan hanya masyarakat Minangkabau saja melainkan masyarakat di luar Minangkabau contoh-contoh novel ini juga dikembangkan dalam bentuk karya sastra tulisan puisi dan film maka banyak juga masyarakat di luar Minangkabau yang sangat tahu ciri khas Tanah Minangkabau bukan dari sekedar film atau novel tapi mereka mencari tahu bahwa Minangkabau itu sangat unik untuk ditelaah dan diteliti maka masyarakat Minangkabau haruslah berbangga kepada tanah mereka sendiri karena memiliki keragaman ciri khas dan keunikan di dalam suatu pulau tersebut
Novel inilah yang akan diangkat dalam cerita perfilman novel ini juga beragam ada dari tokoh Buya Hamka dan tokoh Saifuddin atau tokoh-tokoh dari Sumatera Barat lainnya tapi yang paling terkenal adalah tokoh Buya Hamka yang menceritakan novel-novel yang sangat menarik untuk dibaca sehingga ceritanya diangkat dalam dunia perfilman. Cerita-cerita yang dibuat oleh Buya Hamka sendiri berlatar belakang ke minangkabauan dan memiliki porsi ciri khas atau konflik-konflik yang ada dalam cerita tersebut.
Tokoh-tokoh Minangkabau seperti Buya Hamka,Muhammad Yamin,Muhammad Hatta dan tokoh-tokoh lainnya memiliki latar belakang yang sangat unik kebanyakan dari mereka sudah memiliki karya sastra yang berbentuk novel atau cerita pengalaman hidup mereka. Beliau dan tokoh-tokoh tersebut sudah memiliki pengalaman sastrawan dari tahun 1938-1981.
Tidak hanya dalam toko Buya Hamka saja tetapi ada tokoh-tokoh masyarakat Minangkabau yang memiliki karya sastra yang berbentuk novel berlatar belakang Minangkabau an bukan hanya sekedar buya Hamka saja tapi ada tokoh-tokoh pembuat novel lainnya. Dan tidak hanya sekedar novel ada karya-karya lainnya yaitu dari Muhammad Yamin adalah karya dari puisi yaitu tumpah darahku dan lingkungan hidup sekedar rumah tangga karya-karya tersebut sudah ada bukunya atau telah dipopulerkan kembali pada saat ini karya tersebut dicetus pada tahun 1928-1933. Karya-karya tokoh-tokoh yang ada di Minangkabau bukan hanya sekedar dalam novel puisi atau dalam bentuk pantun atau dalam bentuk cerita dan Hikayat tetapi melainkan juga nasehat-nasehat yang diberikan oleh tokoh-tokoh kepada Presiden Soekarno dikala beliau menjadi presiden saat itu.
Oke balik ke topik awal bahwa tokoh-tokoh yang ada di Minangkabau melafalkan atau membuat cerita ke suatu karya yang bukan hanya berlatar minangkabauan tetapi kebanyakan cerita-cerita tersebut menceritakan pengalaman hidup beliau selama beliau dari daerah satu ke daerah lainnya Tak hanya itu pula cerita-cerita dari tokoh-tokoh legenda Minangkabau juga menceritakan ciri khas daerah atau ranah tanah kelahiran mereka. Kita ambil Salah satu tokoh yang populer dalam kalangan dulunya hingga kalangan sekarang yaitu Buya Hamka contoh karya beliau yang sudah yang sudah difilmkan yaitu di bawah perlindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, menunggu beduk dan karya beliau lainnya.
Novel-novel yang sudah disebutkan di atas sudah difilmkan 2 diantaranya yaitu di bawah perlindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk menjadi suatu film yang terfavorit di bawah perlindungan Ka’bah sendiri di filmkan pada tahun 2011 film yang dibintangi oleh Herjunot Ali dan Claudia Chintya Bella dan Tara Budiman ini disutradarai oleh Haany saputra. Cerita di bawah perlindungan Ka’bah ini menceritakan tentang seorang gadis desa yang bernama Zainab dan pemuda yang bernama Hamid mereka berdua memiliki latar belakang yang sangat berbeda ibaratkan sendok emas dan loyang Zainab adalah seseorang orang kaya di kampung tersebut Sedangkan Hamid adalah pemuda yang tidak berada dan ibunya seorang pembantu di rumah.
Zainab mereka berdua saling jatuh cinta Zainab pernah berkata kapan kita bisa keluar dari pulau ini dan memiliki kisah cinta kita berdua tetapi Hamid tidak mengiyakan itu melainkan cuman tersenyum Hamid sendiri bercita-cita ingin kuliah di Al Azhar tepatnya di Mesir. Sedangkan Zainab sendiri ingin sekolah yang tinggi di luar pulau Minangkabau tetapi ibu Zainab tidak mengizinkan itu malahan menjodohkan Zainab dengan saudagar kaya dan Zainab tidak bisa menolak Perjodohan tersebut karena Zainab tidak bisa berkutik di hadapan mamaknya. Zainab mengadukan itu kepada Hamid bahwa Zainab akan dijodohkan tetapi hamid tidak dapat berkutik karena hamid tidaklah memiliki kemampuan untuk menggugat Perjodohan tersebut.
Akhirnya di suatu kejadian Hamid diusir dari kampung halamannya sendiri karena Hamid melakukan kesalahan dan di saat itulah ibu hamid bertambah sakit dan menghembuskan nafas terakhirnya serta Di saat itulah Hamid memiliki rencana untuk pergi dari kampung halamannya dan menempuh pendidikan beasiswanya untuk mencapai di Universitas Al Azhar tapi di saat itu pula Zainab berkata kepada Hamid “ Hamid Teganya engkau meninggalkan aku di saat aku dalam keadaan terpuruk seperti ini dan Teganya engkau meninggalkan aku saat kita menjalin hubungan percintaan yang telah kita jalin selama ini”.
Tetapi Hamid cuma hanya diam Karena kami tahu bahwa cinta memang tidak bisa dimiliki tapi cinta bisa juga Dikenang ibu seinap sendiri sudah berpesan kepada Hamid bahwa Zainab akan dijodohkan dan jangan diganggu juga dari situlah Hamid tidak bisa berkata-kata banyak serta memilih untuk mengalah demi cintanya untuk Zainab. Singkat cerita akhirnya Hamid bisa menempuh pendidikannya di Al Azhar dan memiliki kesempatan untuk berkunjung ke tanah suci Mekkah karena hamil sangatlah pintar dalam belajar dan tekun akan pendiriannya tetapi di kampung halaman Zainab sedang sakit-sakitan karena menahan rindu terhadap Hamid Begitupun sebaliknya Hamid sedang sakit-sakitan saat berkunjung ke tanah suci Mekkah karena juga merindukan Zainab.
Akhirnya Zainab pergi dari rumah dan duduk di tepian pulau tempat mereka pernah berbicara berdua dengan Hamid Zainab memandang langit dan berkata Ya Tuhan temukan Aku dengan Hamid karena aku sangat mencintai Hamid dan Merindukan dia akhirnya Zainab menghembuskan nafas terakhirnya di pulau tersebut tak berselang lama di tempat lainnya Hamid juga menangis di bawah Ka’bah dan memohon ampunan kepada Tuhan untuk mempertemukan dia dengan Zainab serta pada akhirnya hamid pun menghembuskan nafas terakhirnya di bawah Ka’bah maka cerita tersebut akhirnya Usai Dan di judul kan dengan di bawah perlindungan Ka’bah.
Dari cerita di atas itu merupakan salah satu karya beliau dan masih ada banyak karya lainnya sebenarnya yang dibikin oleh Beliau dan salah satunya juga difilmkan yaitu Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ini juga menceritakan latar belakang Minangkabau tidak jauh berbeda dengan cerita di bawah perlindungan Ka’bah yaitu menceritakan tentang adat larangan dan kisah percintaan muda-mudi yang berbeda akan adat atau pandangan adat yang ada di daerah mereka masing-masing jadi kesimpulan yang saya dapat dalam pembuatan artikel ini dan judul artikel yang saya ambil ini adalah bahwa kita harus saling menghargai dan menghormati karya-karya yang telah dibikin oleh tokoh-tokoh alim ulama Cadik pandai yang ada di Minangkabau sekian kalau ada kata yang salah dalam penulisan artikel yang saya buat tolong Mohon dimaafkan sekiranya itu yang saya dapat sampaikan sekian terima kasih.(***)
