Maluku UtaraOpini

Elang Sang Petarung yang Tak Mengenal Dendam

×

Elang Sang Petarung yang Tak Mengenal Dendam

Sebarkan artikel ini
Edi Langkara

Oleh: Irwan Muhammad

Naluri politik Edi Langkara (Elang) mulai mekar di bangku perkuliahan. Elang kemudian mengasah ekspektasi politiknya di Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), salah satu organisasi masyarakat (Ormas) partai Golkar.

Dari sinilah kiprah politik praktis Elang dimulai. Sebagai anak kampung yang jauh dari hiruk pikuk keramaian kota, Elang bertekad bulat dan terus survive mengaplikasikan cita-cita para leluhur membangun negerinya (Fagogoru).

Kepentingan rakyat Halmahera Tengah diperjuangkannya di kala Elang mengemban amanah sebagai anggota DPRD Provinsi Maluku Utara, termasuk diantaranya yaitu memperjuangkan Daerah Otonomisasi Baru. Selain menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar waktu itu, Elang juga pernah dipercayakan sebagai Sekretaris DPD I Partai Golkar Maluku Utara dan Wasekjen Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar.

Tepatnya, di tahun 2017 politisi asal Desa Gemia, Patani Utara ini berhasil terpilih sebagai Bupati Kabupaten Halmahera Tengah.

Di kanca politik praktis, Elang jatuh bangun demi meraih sebuah ekspektasi. Jatuh-bangun silih berganti menghantui perjalanan karirnya. Fenomena tersebut menjadi dinamika dan perkara yang dilumpuhkan. Pasalnya, di dunia politik, seorang politisi disarankan wajib memiliki 10 jantung guna menghadapi berbagai kemungkinan yang datang secara tiba-tiba.

Itulah mengapa Elang disebut oleh publik dan pengagumnya sebagai sosok Sang Petarung. Kenapa tidak, gelombang dan badai menjadi sahabat karibnya ketika dia berlayar. Kata Elang, Sekali Layar Terkembang Pantang Biduk Surut ke Pantai. Peribahasa melayu ini menjadi referensi dan prinsip hidup kesehariannya.

Selain disiplin, bapak lima anak ini dikenal sebagai politikus yang komunikatif. Tegas dan familiar. Bahkan, karena ketegasannya itu, sikap Elang sering disalah-artikan dan dianggap sebagai pemimpin temperamen.

Elang adalah lelaki berkulit sawo matang, berpostur tinggi dan bertubuh besar. Cita-cita dia sebelumnya yaitu menjadi seorang tentara. Bertugas dan bertempur fisik dan strategi di medan perang demi NKRI. Itulah tujuan utamanya. Bahkan Ilmu ketentaraan sudah diperolehnya sejak meniti ilmu di bangku kuliah sebagai Resimen Mahasiswa (Menwa).

Sayangnya, takdir Allah berkata lain. Elang kini menjadi figur politisi mumpuni dan inspiratif di Halmahera Tengah dan Maluku Utara.

Tidak disangka, di balik tubuhnya yang kekar berotot, Haji Elang memiliki hati penyayang, romantis dan lembut. Politisi natural tanpa menyimpan dendam. Hatinya mengalir deras bagaikan air terjun yang mengaliri. Penuh cinta dan menumbuhkembangkan harapan. Inilah sisi lain kepribadian Elang. Politisi Religius tak kenal pencitraan. Anak kampung yang sangat menghargai identitas anak negeri. Elang adalah wajah natural Fagogoru.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *