OpiniZona Kampus

Marawa Bendera Minangkabau

×

Marawa Bendera Minangkabau

Sebarkan artikel ini
Fajri Frayoga

Oleh: Fajri Frayoga

(Mahasiswa, Universitas Andalas Minangkabau)

Selain bendera nasional merah putih, masyarakat Minangkabau juga mempunyai bendera sendiri yang disebut dengan Marawa. Marawa adalah istilah yang disemat bagi bendera lambang atau umbul-umbul yang mempresentasikan 3 luhak pada masyarakat Minangkabau. Dulu marawa diadopsi sebagai bendera kerajaan pagaruyuang sejak berdirinya kerajaan ini pada tahun 1347-1825 da ada makna dibalik setiap warna- warna tersebut dengan arti tagak samo tinggi duduak samo randah.

Marawa dianggap sebagai simbol yang harus hadir dalam pameran budaya,upacara adat dan beberapa acara besar lainnya yang sedang berlangsung. Pemakaian marawa dahulunya menjadi penanda alek (pesta) suatu daerah. Marawa ini terdiri dari dua macam perpaduan warna: Pertama, perpaduan empat warna yaitu; hitam, kuning, merah dan putih, disebut Marawa Kebesaran Adat Minangkabau. Kedua, tiga warna yaitu; hitam, kuning dan merah, disebut Marawa Kebesaran Alam Minangkabau. Setiap warna-warna Marawa tersebut mempunyai arti dan makna tersendiri tidak terkecuali pada tiangnya.

Marawa Basa Adaik Minangkabau

Tiang: Melambangkan mambasuik dari bumi. Artinya suara yang harus didengarkan adalah suara yang datang dari bawah atau suara itu adalah suara rakyat kecil, baru kemudian dirembukkan dalam sidang musyawarah untuk mendapatkan sebuah kata mufakat barulah pimpinan tertinggi baik raja maupun penghulu yang menetapkan keputusan tersebut.

Warna Hitam: Melambangkan tahan tapo sarato punyo aka jo budi. Artinya kuat dalam menghadapi sesuatu, berlapang dada sesuai akal dan budi. Sesuai dengan pepatah Minangkabau yaitu nan kuriak iyolah kundi, nan sirah iyolah sago, nan baiak iyolah budi nan indah iyolah baso.

Warna Kuning: Melambangkan keagungan, punya undang-undang dan hukum. Artinya bahwa Kehidupan ini memiliki aturan hukum dan tujuan dari ditegakkannya hukum agar manusia melangsungkan Kehidupan tidak sesuai keinginan saja dalam melakukan suatu hal maupun hidup bersosial. Dengan adanya aturan hukum yang mengatur diharapkan manusia dapat hidup dengan aman, damai, jauh dari hal-hal yang membahayakan. Mereka yang melanggar hukum juga tentunya akan dibuat jera dan berharap tidak mengulangi kesalahan lagi. Hukum yang ada di Minangkabau berupa Undang-undang Nagari, Undang-undang Isi Nagari, Undang-undang Luhak dan Rantau dan Undang-undang Duo Puluah.

Warna Merah: Melambangkan keberanian, punyo raso jo pareso. Artinya keberanian yang berada di Minangkabau, keberanian sesuai dengan ajaran dan falsafah alam Minangkabau sesuai dengan falsafah yaitu, adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Serta memiliki rasa kepekaan, saling menghargai sesuai dengan falsafah yang ada yaitu, tau jo kie kato sampai, alum takilek alah takalam, tau eriang jo gendiang, malompek ikan di dalam aia tau jantan batinonyo.

Warna Putih: Melambangkan kesucian, punya alua dan patuik. Artinya kesucian lahir dan batin sesuai dengan ajaran dan syariat, kesucian yang sesuai dengan ajaran dan telah tertulis di kitabullah dan semisalnya ada musuh atau lawan yang datang tidak dihindari tetapi diselesaikan dengan aturan yang ada. Sesuai dengan falsafah yang terkandung yakni, manuruk aluah jo patuik, tibo di mato indak di piciangkan, tibo di dado indak di busuangkan, mambagi samo lawe, mamilah samo gadang.

Marawa Basa Alam Minangkabau

Tiang: Melambangkan mambasuik dari bumi. Artinya suara yang harus didengarkan adalah suara yang datang dari bawah atau suara itu adalah suara rakyat kecil, baru kemudian dirembukkan dalam sidang musyawarah untuk mendapatkan sebuah kata mufakat barulah pimpinan tertinggi baik raja maupun penghulu yang menetapkan keputusan tersebut.

Warna Hitam:  Melambangkan kesabaran dan kesatuan dalam berusaha. Luhak Nan Bungsu yaitu daerah 50 koto atau kota, diantaranya ada di Payakumbuh, Pangkalan, Bakinan, Rantau Barani, Kuntu Jo Lipek, Tanjuang Baringin dst.

Luhak yang ada pada warna hitam ini atau disebut juga dengan Cadiak Pandai menurut cerita ialah seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi. Walaupun terbilang luhak terakhir pada adatnya, akan tetapi mereka bisa menyelesaikan masalah dengan baik dalam menjalankan roda pemerintahan. Penjelasan lainnya, ketika kita sedang berada di daerah 50 koto, maka susunan warna bendera luar ialah, Hitam-Merah-Kuning.

Warna Merah: Melambangkan keberanian dan keagungan Warna ini merupakan simbol dari Kabupaten Agam, adapun Wilayah-wilayah nya adalah Nagari Padang, Pariaman, Bukit Tinggi.

Warna ini mencerminkan keberanian dan juga mempunyai arti sebuah keagungan sehingga disebut dengan Alim Ulama atau ahli dalam menjalankan keagamaan untuk menyiarkan syariat Islam pada Nagarinya. Masyarakat nya pun mempunyai hukum yang tertera di wilayahnya sesuai dengan ajaran agama. Begitu pula dengan warna ini, jika sedang berada di wilayahnya, maka susunannya ialah Merah-Hitam-Kuning.

Warna Kuning: Melambangkan Keagungan, punya undang-undang dan hukum. Warna kuning berasal dari Kabupaten Tanah Datar dengan cangkupan Nagari Solo, Batu Sangkar, Muaro Sijunjuang, Damasraya. Luhak ini menandakan Nan Tuo sebagai pemimpin suku atau penghulu adat dimana dalam bahasa minang, penghulu adat derajatnya setara dengan Raja. Itulah penjabaran warna-warna dari bendera yang ada pada adat Minangkabau. Marawa biasanya ditemui ketika perayaan atau harihari besar, seperti acara nasional, keagamaan, alek nagari, pesta perkawinan dan lainnya.

Jadi kesimpulannya adalah Marawa mempresentasikan 3 daerah utama diminangkabau yang disebut luhak nan tigo. Luhak 50 Koto dipresentasikan dengan warna hitam. Warna ini melambangkan kerelaan dan kesabaran dalam berusaha. Luhak 50 Koto urutan marawanya adalah kuning,merah dan hitam. Luhak Agam dipresentasikan dengan warna merah. Warna ini melambangkan keberanian dan kebesaran. Untuk daerah Agam urutan marawanya adalah hitam, kuning dan merah. Sedangkan Luhak Tanah Data dipresentasikan dengan warna kuning. Warna ini melambangkan pengaruh yang tinggi dan berwibawa karna kecerdasan dan menunjukan kemenangan. Urutan warna marawanya adalah hitam, merah dan kuning.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *