HARIANHALMAHERA.COM– Meski sudah ada kerjasama lewat segitiga emas yang dilakukan Pemkot Ternate, Tidore Kepulauan (Tikep) dan Pemkab Halmahera Barat (Halbar) namun, Pemprov Malut punya solusi tersendiri untuk menekan tingginya angka inflasi serta menjaga keterseidaan stok pangan.
Salah satunya adalah dengan membangun gudang logistic di seluruh daerah yang akan dimulai pada tahun depan. Langkah ini disampaikan langsung Ketua Harian Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Malut, Bambang Hermawan lewat rapat Koordinasi (Rakor) TPID di ruang rapat Sekprov kemarin (3/7).
Rapat yang dihadiri Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Malut Dwi Tugas Waluyanto itu,
menurut Bambang dengan adanya gudang logistic ini juga mencegah adanya permainan harga dari pedagang besar “Karena distribusi ini banyak dikendalikan oleh beberapa pedagang besar, maka banyak permainan yang mengakibatkan tingginya harga. Makanya kita akan bangun gudang logistik di 10 kabupaten/kota, supaya kalau ada permainan kita bisa ambil alih dengan operasi pasar,” jelas Bambang.
Dikatakan, permasalah yang mendominasi tingginya inflasi di Malut disebabkan selain dari
persediaan produksi pertanian, juga masalah distribusi, “Kita ini kan daerah kepulauan,
sehingga masalah kestabilan harga itu paling banyak dipengaruhi distribusi,” ujarnya.
Ia menuturkan, Inflasi di Malut pada Maret kemarin mencapai 0,60 persen, angka itu dibawah rata-rata nasional sebesar 0,68 persen. Meski begitu, kata Bambang, harus ada langkah antisipatif, karena dikhawatirkan inflasinya terus naik. “Itu belum membuat kita merasa tenang, oleh karena itu, tadi disepakati kita wajib meningkatkan produksi lokal, khususnya di dinas Pertanian, Ddinas Perikanan, dan Dinas Pangan,” terang Bambang.
Tidak hanya itu, sarana aksesibilitas juga akan dibangun Pemprov, melalui dinas Perhubungan (Dishub) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), untuk menjaga kestabilan distribusi barang dari kabupaten/kota.
Dalam rangka mendukung jalanya program pemerintahan AGK Ya, maka, Pemprov telah
memberikan mobil truck di 10 kabupeten/kota, untuk membantu mengangkut hasil pertanian dan kebutuhan masyarakat dari tempat produksi menuju pasar (adv/tr3/pur).
