HARIANHALMAHERA.COM–Bawaslu Kota Ternate terus memperkuat pengawasan jelang Pilwako dengan membentuk Kampung Pemilihan Bermartabat (Kaliber) di sejumlah kelurahan di Ternate.
Setelah Kelurahan Soa-sio, pagi kemarin giliran warga Kelurahan Tafraka, Kecamatan Pulau Hiri yang mendeklarasikan diri sebagai Kaliber. Muhammad Ali Suaib, Tokoh Agama Tafraka, mengaku bangga dari karena Tarfraka masuk dalam delapan Kelurahan yang dipilih untuk dijadikan Kaliber. “Mari kita bersatu supaya kuat. Mari kita mengawal agenda pemilihan ini. Insya Allah Kelurahan ini menjadi Kaliber dan bahkan bisa lebih dari sekedar nama Kaliber,” paparnya.
Ketua Bawaslu Ternate, Kifli Sahlan menilai warga Tafraka memiliki peran paling penting dalam mewujudkan Pilwako 2020 berjalan bermartabat. “Sudah nampak sekali kalau di Kelurahan Tafraka ini warganya sudah siap untuk menjadi Kampung Pemilihan Bermartabat (Kaliber) karena seluruh masyarakatnya siap untuk meningkatkan kualitas demokrasi. Salah satu kesiapanya kita lihat dari partisipasi masyarakat dalam rangka mewujudkan Kelurahan ini sebagai Kaliber,” singkatnya.
Kapolres Ternate, AKBP. Aditya Laksimada juga berkeinginan warga di Pulau Hiri tidak terlibat langsung dalam politik pragramatis yang berpeluang menyeret oknum pelakunya ke ranah hukum jika terbukti.
“Saya yakin masyarakat kita sekarang sudah tidak gampang dihasut, karena saya yakin kita sudah semakin paham,” ujarnya.
Dikatakan, praktek politik transaksional tidak hanya berbentuk uang, tetapi pemberian dengan menjanjikan hal-hal tertentu juga masuk dalam kelompok tersebut. “Mari kita hati-hati karena baik yang memberi maupun yang menerima itu dua-duanya bisa terkena tindak pidana apabila itu terbukti,” pungkasnya.
Kordiv PHL Bawaslu Ternate, Rusly Saraha kembali mengingatkan masyarakat Hiri akan sejarah perjuangan Kolano Sida Arif Malamo dari Ternate yang melawan kecurangan di abad ke-14 silam. “Di abad itu, Kolano Sida Arif Malamo dari Ternate mengajak suku lain dari Tidore, Makian, Moti, Jailolo, untuk menjaga perdamaian di Jazirah ini,” paparnya.
Artinya kehormatan sudah ada lama dalam diri masyarakat Ternate, termasuk masyarakat Hiri. Sehingga ia percaya masyarakat yang tinggal di Pulau yang karakter georafisnya bergunung berbatu itu bisa berkontribusi menciptakan Pilwako yang lebih bermartabat.
“Deklarasi yang baru saja dilakukan tadi harus menjadi catatan bahwa kita ingin Pilkada berjalan dengan damai. Siapa yang merusaknya, kita yang sudah mendeklarasikan Kaliber harus bersikap untuk menolak hal-hal seperti itu,” singkatnya.
Sementara Kordiv Hukum Bawaslu Ternate, Sulfi Majid menambahkan, praktek kecurangan yang dilakukan pada masa lalu masih terjadi sekarang. Namun dalam grand desain yang sedikit lebih modern.
Dalam konteks Pemilihan, ada kepentingan yang dipoles dalam proses penyelenggaraan pesta demokrasi ini. Termasuk potensi intimidasi yang juga masih ada.
“Pada pertemuan ini ada pesan-pesan yang disampaikan dalam konteks pencegahan itu sendiri, sehingga saatnya nanti penetapan pasangan calon, tidak ada tindakan-tindakan yang melanggar ketentuan UU nomor 10 tahun 2016,” katanya.
Mengenai politisasi SARA yang bisa muncul kapan saja, Sulfi mengemukan, pelanggaran seperti ini juga akan ditangani Bawaslu, tetapi setelah dikaji kemudian tidak memenuhi syarat, maka bisa ditindaklanjuti ke Kepolisian. (pn/tr3/pur)