Ternate

Anggaran Proyek Menara Masjid Al Munawwar Diduga ‘Dijegal’

×

Anggaran Proyek Menara Masjid Al Munawwar Diduga ‘Dijegal’

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi : Papan Proyek pembangunan menara Masjid Al Munawar

HARIANHALMAHERA.COM–Penyebab mengkaraknya proyek pembangunan kembali dua menara Masjid Raya Al Munawwar Ternate yang sudah berlangsung lima tahun lebih ini, mulai terungkap.

Diduga kuat, proyek dengan pagu Rp 3,6 Miliar itu tak kunjung jalan lantaran dijegal setiap usulan anggarannya di DPRD Provinsi Malut. Dugaan ini terungkap berdasarkan penjelasan Dinas PUPR Malut kepada pihak Yayasan Al Munawwar.

Ketua yayasan Al Munawwar H. Muchsin Saleh Abubakar mengaku, sesuai penjelasan PUPR Malut, bahwa usulan anggaran lanjutan proyek menara masjid sudah berapa kali diajukan.Namun, ketika sampai di Deprov, usulan tersebut selalu tidak diakomodir.

Karena itu, pihak Yayasan menaruh curiga ada oknum-oknum di Deprov yang sengaja ‘menjegal’ usulan anggaran proyek rumah ibadah yang dikerjakan PT Mitra Indah Pratama ini. “Jadi saya meminta kepada kaum muslimin Malut segera identifikasi anggota DPRD mana, dari fraksi dan partai apa yang dengan sengaja tidak mengakomodir bangunan menara ini,” tegasnya, Rabu (12/1).

Muhcsin juga meminta Dinas PUPR untuk mengungkap siapa saja nama-nama anggota Deprov yang tega menolak usulan proyek ini. Diketahui, komisi di DPRD Provinsi yang menjadi mitra kerja Dinas PUPR adalah komisi III

“Tipe anggota Dewan model ini kami berharap ke depan jangan dipilih lagi karena di samping merugikan umat Islam juga mau mencari keuntungan dari ketukan palunya,” terangnya.

Muhcsin menegaskan, bila Pemprov dan Deprov tidak lagi mampu meneruskan proyek menara masjid ini maka seyogyanya dihibahkan ke Yayasan Almunawwar atau ke Pemkot Ternate.

“Dan tidak menutup kemungkinan kami dari yayasan akan lelang biaya menara ini ke kaum muslimin agar umat tahu ketidakberpihakan pemerintah dan DPRD provinsi kita dalam pembiayaan proyek-proyek ilahiah,” tegasnya.

Muhcsin juga mengapresiasi respon pihak Kejaksaan Tinggi Malut dan kejari yang kini mulai mengusut kasus mangkraknya proyek dua menara ini.

“Saya bangga dengan Pak Kajati dan Kajari yang mau membongkar kasus ini demi kemaslahatan umat di sini. Padahal notabene mereka akan pindah tempat tugas tapi kepedulian mereka luar biasa, sementara kita yang notabene umbar janji-janji manis ke umat tapi hasilnya nol besar,” geramnya.(par/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *