HARIANHALMAHERA.COM– Pernyataan Wali Kota Burhan Abdurahman yang menyebut pelayanan air bersih di PDAM berjalan normal meski di internal BUMD itu tengah didera konflik, ternyata hanya syurga telinga.
Buktinya masalah air bersih menjadi salah satu sorotan mahasiswa lewat aksi demo di kantor Wali Kota kemarin dismaping masalah pasar. “Kami sudah melakukan advokasi di lapangan, masih banyak masyarajat kota Ternate yang belum menikmati air bersih.
Diantaranya kelurahan Tabona bagian belakang. Janji Walikota akan membangun bak penampung, namun sampai saat ini tidak direalisasikan, “kata Korlap aksi Firman Tajafar dalam orasinya.
Sementara soal pasar, mahasiswa menyoroti dugaan pungli di terminal pasar Gamalama.
Fenomena ini menurutnya terkesan sengaja dibiarkan. Akibatnya para PKL yang jadi korban.
“Mereka (Pedagang, red) punya pendapatan yang tidak seberapa, namun dipungut pemerintah berlipat ganda. Pemerintah bukan lagi berperan melindungi masyarakat dalam hal ini pedagang, tapi menjadi pemalak masyarakat. Karena itu, Wali kota kami minta agar segera menindaklanjuti masalah ini, “tambahnya.
Asistem III bidang administrasi Setda Kota Thamrin Alwi dihadapan masa aksi mengatakan, pihaknya akan menyampaikan tuntutan para massa kepada Wali Kota untuk ditindak lanjuti.
“Pak Wali sekarang lagi keluar daerah. Saya diminta untuk melakukan hering dan segala
aspirasi atau tuntutan akan saya sampaikan,” tukasnya.
Setelah massa aksi dari PMII meninggalkan kantor Walikota, berselang setengah jam kemudian muncul lagi sejumlah OKP yang mengatasnamakan aliansi gerakan pancasila, kelompok ini merupakan gabungan dari LMD, HIKMAS, GEMTAR dan sejumlah OKP lain.(lfa/pur)