Ternate

Enam Pejabat PDAM Mengundurkan Diri

×

Enam Pejabat PDAM Mengundurkan Diri

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI : Kantor PDAM Ternate yang sekarang berubah nama menjadi Perumda Air Minum Ake Gaale (Foto : indotimur.com)

HARIANHALMAHERA.COM– Ditengah buruknya pelayanan air bersih, internal PDAM Ternate kini dilanda perpecahan. Dimana, sebanyak enam pejabat struktural menyatakan sikap mundur dari jabatan lantaran merasa tidak nyaman lagi dengan kepemimpinan Abdul Gani Hatari (AGH).

Keenam pejabat yang mundur itu masing-masing Novigimon (kepala bidang teknik), Nisa H. Hasim (Kabag administrasi keuangan), Rita Wahyuni (Kepala Seksie Umum), Rosdiana Halim (Kepala Seksie Keuangan), Murfaha Fakman (Kepala Seksie Perlengkapan Teknik), dan Nofiyanti Armaiyn (Kasubag Pembukuan).

Hal ini diakui langsung salah satu pejabat yang mengundurkan diri, Rita Wahyuni. Rita sendiri sudah menyampaikan surat pengunduran diri Kamis (19/9) pecan kemarin bersama Murfaha. “Kalau kedua kabag mundurnya Senin pekan lalu, kemudian menyusul kasubag pembukuan, Kasie Keuangan pada hari rabu,” ungkap Rita wartawan saat dihubungi kemarin.

Sayangnya, Rita enggan menjelaskan permasalahan yang membuat dia dan lima rekannya
mundur, dengan alasan tidak mau melanggar etika, lantaran mereka sendiri berada dalam
sistem.

Meski begitu, dia tidak menampik jika keputusan itu berkaitan dengan kepemimpinan AGH.
Sejak dilantik menjadi direktur, AGH baru sekali menggelar rapat itupun dilakukan usai dilantik.

Setelah itu, sembilan bulan berjalanan, tidak ada lagi pertemuan bahkan sesama mereka tidak saling sapa. Rita mengaku, konflik di internal PDAM sudah diketahui Walikota Burhan Abdurahman. Sebab, sebelum melantik AGH, mereka telah menemui Walikota untuk menyampaikan keberatan atas penangkatan AGH sebagai Dirut PDAM. Namun, tidak ada tanggapan serius dari Wali Kota kala itu.

Pasca AGH dilantik, Rita dan pejabat lainnya di PDAM mencoba melakukan penyesuaian
dengan kepemimpinan AGH. Namun ternyata sampai sembilan bulan gagal. “Sebagai bawahan kami bekerja selain butuh kenyamanan, kerja sama juga jaminan keamanan. Apalagi kami memegang jabatan, kalau pemimpin tidak mau bekerja sama, ketika pekerjaan kami bermasalah dimana kami harus berlindung. Karena itu, baiknya kami mundur saja. Agar pak Walikota juga tahu, ini bukan masalah sepele,” terangnya.

Bahkan, sewaktu AGH menjabat sebagai Kabag Teknik, hubunga AGH dengan keenam pejabat tidak harmonis. “Tapi ketidak harmonisan itu terjadi karena beliau (AGH, red) belum punya kewenangan, kalau sekarang ini beliau sudah direktur dan punya kewenangan, sebagai bawahan kami harus taat,”tuturnya.

Meski surat pengunduran diri telah disampaikan ke Wali Kota, namun hingga ini belum ada
persetujuan dari AGH. “Kami yang mundur ini rata-rata sudah bekerja diatas 20 tahun.
Seharusnya tidak terjadi karena faktor harga diri, tapi kalau kondisinya seperti ini, apa boleh buat,” tegasnya.

Anehnya, Sekretaris Kota (Sekkot) M Tauhid Soleman yang dikonfirmasi justru mengaku baru mendengar informasi muncurnya keenam pejabat PDAM karena tidak ada laporan langsung dari direktur. “Nanti saya akan panggil mereka untuk melakukan rapat segera,” singkat Tauhid yang juga komisaris Holding Company.

Sementara, Ketua DPRD Kota Ternate, Muhajirin Bailusy mendesak Pemkot harus segera
mengambil langkah untuk menyelesaikan konflik di Internal PDAM, sebab dia khawatir hal ini akan berdampak buruk pada pelayanan air bersih.

“Harus secepatnya diatasi masalah yang terjadi. Kalaupun ada yang mundur, harus ada
penggantinya sehingga tidak berefek pada pelayanan, tapi sebelumnya harus dicek dulu
penyebab kenapa pejabat-pejabat itu mundur,” tegasnya.

Berdasarkan informasi yang diterima, sejak Jumat pekan kemarin, sejumlah karyawan PDAM memalang ruang kerja Dirut PDAM, Abd. Gani Hatari. Selain itu.(lfa/pur).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *