Ternate

Produktiftas Pertanian di Ternate Masih Rendah

×

Produktiftas Pertanian di Ternate Masih Rendah

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI : Petani Tasonga Desa Tabobo Kecamatan Malifut bersiap petik hasil panen tomat (Foto : NHM)

HARIANHALMAHERA.COM–Masih banyaknya kebutuhan komoditas pertanian di Ternate yang didatangkan dari luar, salah satu penyebabnya produksi pertanian di Ternate masih sangat rendah dibandingkan angka rata-rata secara Nasional.

Dirjen Pertanian Holtikultura Kementrian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto menyebut, berdasarkan data, angka produktifitas produtifitas cabai rawit misalnya, secara Nasional 9,6 ton hektar sementara di Ternate masih dibawah 5 ton hektar termasuk produktifitas pertanian lainnya.

“Kalau kita lihat dari neracannya komoditas khusus dari Kota Ternate ini masih negatif, karena komoditas masih didatangkan dari luar daerah, terkecuali tomat yang cukup memenuhi kebutuhan di Ternate,” aku Prihasto saat menghadiri panen raya kelompok tani (poktan) di Kelurahan Loto, Selasa (28/12).

Para petani kata dia perlu dilakukan bimbingan teknis, pengawasan, sehingga bisa mencapai produktifitas petani yang telah diinginkan, juga harus diberikan bantuan terkait dengan bibit holtikultura.

Dia juga meminta kepada Pemkot untuk segera menyiapkan Calon Penerima, Calon Lokasi (CPCL) untuk mendorong komoditas yang minimalnya dipasarkan atau diproduksi dari daerah sendiri.

Pasalnya, Dirjen Pertanian Holtikultura memiliki tiga program yakni Produksi, Hilirisasi dan Pemasaaran untuk mendorong komoditas pertanian.

Apabila Pemkot sudah mendesain CPCL yang dikhususkan pada satu kampung dengan lahan seluar 10 hektar, maka bisa diberikan bantuan berupa benih, pupuk dan saran produksi yang itu hanya terkonsentrasi pada satu kampung atau kelurahan tersebut.

“Tujuan dari program kampung adalah untuk memudahkan dari aspek pemasaran, karena hanya terkonsentrasi pada satu kampung yang mampu produksi hasil komuditas,” pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, Prihasto juga memberikan bantuan 12 jenis benih bibit tomat dan sayuran. “Kalau bantuan ini di berikan harus dapat mengenai sasaran khussunya para petani,” ucapnya.

Sementara Wali Kota M Tauhid Soleman mengatakan Kecamatan Ternate Barat merupakan salah satu wilayah yang menjadi pusat pengembangan pertanian di Ternate. Slain tanaman holtikultura, ada tanaman khas pala dan cengkeh.

“Ada 12 jenis bantuan bibit tanaman hortikultura dari Dirjen Holtikultura hari ini di serahkan ke petani, sehingga alhamdulillah saya berharap adanya kekurangan ke petani insa allah bisa terpenuhi,” ucapnya.

Kadistan Ternate, Thamrin Marsaoly mengatakan nanti kedepan Kementan bakal menjadikan lahan kelompok petani Timamo Loto ini kawasan Urban Farming.

“Urban Farming ini sistemnya pola pertanian berkisinambungan, artinya minggu ini panen rica, minggu depan pananen tomat, distulah akan menjadi ekowisata atau agriwisata,” jelasnya.

Bahkan diakui lahan ini mulai di aktifkan pada 2018 lalu usai dirinya menjadi Kadistan, sebab sebelumnya petani ini perkebun terpisah-pisah.  “Jadi petani di atas tadi di lokasi sebesar itu jika sekali musim tanah panen hasil jualannya ke pasar nilai dalam bentuk uang Rp 250 juta, dari rincian tomat 3,5 ton satu kali musim tanam dan rica nona/kecil 2 ton,” pungkasnya.(par/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *