HARIANHALMAHERA.COM–Seluruh Anggota DPR RI tengah melakukan reses di daerah pemilihan (Dapil) nya masing-masing, tak terkecuali Alien Mus. Daerah pertama yang menjadi reses pertama Anggota Komisi IV DPR RI itu adalah Kota Ternate.
Di daerah majang itu, politisi Golkar ini melakukan tatap muka dengan para penyuluh pertanian dan nelayan di Kelurahan Dufa-Dufa Kecamatan Ternate Utara. Dalam pertemuan itu, Alien mendapat banyak keluhan.
Beberapa masalah yang paling urjen adalah distribusi pupuk dari pemerintah pusat ke daerah yang tidak sesuai dengan peruntukan. Misalnya pupuk untuk tanaman hultikultura namun yang dating justru pupuk arganik.
“Kami mininta Ibu Alien untuk menyampaikan masalah ke Kementrian agar program proyek APBN nanti sesuai dengan kebutuhan. Kalau tidak ini kan mubajir, bahkan sampai 2019 masih tersisa banyak skali ini yang menjadi perhatian,” akui Kadis Pertanian Ternate Thamrin Marsaoly
Tidak hanya itu, biaya oprasional penyuluh selama ini tidak diberikan. Begitu juga dengan biaya oprasional penyulu (BOP) menurutnya sangat kecil yakni hanya Rp.480.000, per orang. “Bayangkan orang ke Batang Dua akses cukup jauh sedangkan dikasi hanya 480 ribu.” keluhnya.
Begitu juga dengan para nelayan. Sebagian besar keluhan yang disampaikan berkaitan dengan izin kapal diatas 30 Gross Tonase yang masih diurus di Kementrian. “Belum lagi biaya mahal urusan sangat ribet ini yang sangat menyulitkan para nelayan,” akui Kepala DKP Ternate Ruslan Bian
masalah lain juga, penurunan anggaran DAK setiap tahun serta anggaran Tugas Pembantuan (TP) yang sudah lima tahun terakhir tidak lagi diberikan lagi. Masih ilegal loging di perairan Moti pun ikut disampaikan Ruslan. ” Setiap usulan kita harus mempunyai akses ke pusat melalui anggota DPR Kalau tidak tidak akan terakamodir,” jelasnya.
Menjawab itu, Alien berkomitmen memperjuangkan keluhan penyuluh dan nelayan. Dikatakan, yang dibutuhkan adalah data mengingat setiap rapat dengan Kementrian harus berdasarkan data ril. “Terkadang rapat kita tidak tau masalah apa yang terjadi di masyarakat kita ternyata banyak sekali masalah ditemukan mulai dari pupuk tidak sesuai yang dibutuhkan dan penyuluh yang diperpanjang kontrak sampai sekarang belum tau kejelasannya” ungkap Alien.
Keluhan yang diterimanya ini akan dibawah sebagai aspirasi perwakilan dan masyarakat Malut sebab masalah ini tidak hanya terjadi saja di Ternate tetapi juga di daerah lain. “Nantinya kita memberikan atensi yang besar ke pemerintahan agar memberikan bantuan pemerintah pusat jangan asal – asal namun sesuai dan tepat sasaran,” tegasnya.
Alian mengaku telah meminta bantuan cold storage (mesin pendingin) dan itu disanggupi pihak kementrian. “Alhamdulillah menteri menjawab akan membantu daerah pesisir penghasil ikan dengan membantu cold storage untuk pembangkit daya listrik,” terangnya.
Untuk cold storage ini, daerah yang sudah ada listrik maka hanya akan menerima bantuan messinya saja, sedangkan daerah yang belum ada listrik akan ditambah dengan subsidi BBM.
Soal anggaran oprasional penyuluh, dia sepakat harus dinaikkan, sebab sebagai daerah kepulauan Malut besarannya tidak bisa disamakan dengan operasiinal penyuuluh di pulau Jawa. “Di Jawa naik mobil sudah sampai. Di Maluku Utara harus naik mobil, speedboat kalau 480.000 saja tidak cukup. jadi ini yang perlu kita sampaikan bahwa biaya oprasional itu jangan disama ratakan.” ujarnya.
Soal puuk, Alian mengajak kepada para penyluh agar pupuk yang disalurkan pihak ketiga jika nanti tidak sesuai maka ditolak dan sampaikan laporan. “Penyuluh harus tegas menyatakan kepada pihak ketiga bahwa Dinas pertanian tidak melakukan permintaan pupuk tersebut sehingga pemerintah jangan asal – asalan memberikan pupuk tidak sesuai kebutuhan,” pintanya.
Dikatakan, usai reses nanti, komisi IV akan melanjutkan rapat dengan Kementrian pertanian yang sebelumnya sempat di pending. Dipertemuan itu lah segala bentuk aspirasi yang dia terima akan disampaikan.
Pantauan koran ini usai berttaap juka, Alien didampimgi Sekretaris Golkar Malut Alien Mus dan anggota DPRD Kota Ternate dari Golkar membagikan sembako.(lfa/pur)