PeristiwaTernate

Siswa Berpretasi Itu Gantung Diri

×

Siswa Berpretasi Itu Gantung Diri

Sebarkan artikel ini
Korban Gantung Diri

HARIANHALMAHERA.COM–Selaku wali kelas di kelas II  jurusan  kelistrikan di SMK negeri 2 Kota Ternate, Darma begitu terpukul begitu mendengar kabar bahwa salah satu murid kebanggannya Muhammad Algufran Mansur (16) telah pergi menghadap Sang Khalik.

Yang membuat Dharma seakan lebih tak percaya lagi bahwa siswa yang tinggal di lingkungan 003/RW 002 Kelurahan Tabam Ternate Utara itu meninggal dengan cara gantung diri sekitar pukul 15.40.

Sebab, selama menjadi anak kelasnya, Algufran adalah siswa yang paling aktif di kelas. Anak kedua dari lima bersaudara itu juga tercatat siswa terbaik di tidak hanya di kelas namun di angkatannya di SMK.

Karenanya, dia mengaku almarhum adalah salah satu siswa kebanggannya. “Anakanya penurut, tidak pernah nakal dan bisa dikatakan siswa terbaik diantara teman-teman sebayanya di sekolah,” katanya.

Sebelum kabar dua itu datang, aktivitas Alfgufran di sekolah tampak seperti hadi-hari biasanya. Almarhum juga tidak ada maslah di sekolah. “Almarhum ini kalau di sekolah paling paling baik dengan saya kalau apa-apa langsung dengan saya, kalu mau minim es atau apa itu selalu saja panggil saya,” tandasnya.

Karenanya, begitu mendengar kabar duka itu, dia mengaku terpukul. “Saya lemas. Karena anak ini dia bae-bae,” terangnya.

Bukan hanya wali kelas yang ditraktir, putra dari pasangan Hanafi  Eso dan Irna Hi Amin itu juga sering mentraktir teman-temannya makan. Salah satunya, Dodi Pandawa (16).

Kepada Harian Halmahera di rumah duka, Dodi mengaku, hari itu sebelum pulang, Algufran sempat mentraktirnya makan di kantin sekolah. Saat keluar dari sekolah, dia sempat melihat Algufran di depan SMAN 4.

Kepada almarhum, dia mengaku ingin mengantar pulang  Almarhum, namun bensinnya tidak cukup. “Saya sampae buka tutup tengki kase tunju pe dia,” ucapnya.

Sebelum berpisah, Alghifari sempat memintanya main ke rumah jika ada waktu luang.  “Saya tidak berpikir sampai kesitu (gantung diri, red) nanti mendapat informasi baru saya sadar mungkin kalau tadi sore saya ke rumah mungkin tidak seperti ini,” katanya.

Belum diketahui pasti motif Algufran nekad gantung diri. M Fadel, rekan sekelas korban mengakui sehari kemarin, almarhum memang menunjukan sikap yang tidak biasanya. Dia tampak murung dan pendiam.  Bahkan, sebelum pulang sekolah, keduanya sempat main game. Saat itu dia melihat Algufran hanya diam. “Dia tidak biasanya begitu. Biasa dia  yang ajak torang ribut, dia orannya lucu,” kisah Fadel.

Sebagian rekan-rekannya saat melayat menduga almarahum terlihat diam seharian karena kepikiran soal uang Prakter Kerja Lapangan (PKL) sebesar Rp 1,4 Juta. “Soalnya terakhir bayar tanggal 30 tapi dia bayar, tapi itu pikiran saya” ucap Dodi

Jika motifnya karena uang PKL yang belum dibayar, tentu masih diragukan. Sebab kedua orang tua korban saat ini tercatat sebagai karyawan di salah satu perusahaan tambang di Halteng yakni IWIP.

Jasad korban pertama kali ditemukan sang adik Irawati Mansur (11) saat hendak pulang usai bermain. Belum sempat membuka pintu, dia terkejut saat melihat jasad kakanya yang masih mengenakan seragam sekolah lengkap tergantung diruang tamu melalui lubang jendela.

“Saya langsung lari panggil teman Lia betul, saya yang buka pake sedotan  saya panggil orang di tetangga tak lama kemudian warga datang dong lia terus telepone polisi,” ujar gadis yang masih duduk di bangku SD.

Di rumah itu memang hanya ditinggali Irmawati dan Almarhum bersama dua suadara kandungnya Firjan Mansur (20) yang tercatat bekerja di sebuah dealer, kemudian Aswin Mansur (14). Sedangkan si bungsu, Aprilia Mansur (5) ikut kedua orang tuanya di Halteng.

Menurut keterangan warga sekitar, Hanafi dan istrinya sering datang menengok kempat anak merekja itu namun tidak berlangsung lama. Dalam sebulan,  sedkitnya dua kali mereka datang.

Karenanya, keempat anak ini kata warga memang sudah terbiasa ditinggalkan orang tua. Algufran menurut sang adik, Ira setiap pagi, sebelum ke sekolah, selalu masak nasi  untuk dirinya dan adik bungsunya. “Dia bisa disebut anak berjiwa mandiri,” kata warga.

Terpisah Kapolsek Ternate Utara IPTU Efriam M. Batiti menuturkan untuk saat ini pihaknya belum mengetahui pasti motif korban gantung diri. “Masih didalami,” katanya.

Usai Salat Isya, jasad Algufran langsung di bawah  ke  rumah Nursila kakak dari ibunya yang ada di  Kelurahan Kasturan. Sang ayah dan ibu baru tiba di rumah duka pukul 22.00. Rencnanya, jenazah Algufran akan dimakamkan hari ini (4/12).(lfa/pur).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *