HARIANHALMAHERA.COM–Warga Tanah Tinggi Barat, lingkungan Jerebus, Kecamatan Ternate Selatan mulai hilang kesabaran atas gangguan distribusi air bersih yang sudah tiga pekan ini.
Kemarin, puliuhan warga di dua rukun tetangga (RT) masing-masing RT 03, 04 dan 05 ini pun langsung berdemo di Kantor Perumda Air Minum Daerah Ake Ga’ale, di kelurahan Sangaji Utara.
Dalam aksi itu, warga mengancam tidak akan membayar tagihan rekong air selama dua bulan belakangan jika air belum juga mengalir di rumah.
Isra Timin, salah satu warga yang turut dalam aksi mengaku selama tiga pekan air tak mengalir, dia harus merogoh kocek untuk membeli air untuk kebutuhan sehar-hari keluarganya di rumah. “Saya sudah tiga kali beli air profil,” katanya.
Yang sesalkanjuga, tidak ada pemberitahuan dari pihak Permuda kepada warga terkait kepastian kapan distibusi air berjalan normal. Sehingga warga pun dilanda ketidakpastian.
“Kedepan jika ada kendala seperti itu sebenarnya ada pemberitahuan, Sehingga kami ada persiapan. Ini kan tiba saat tiba akal. Harapan kami kalo boleh, semaksimal mungkin kami pulang air sudah bisa mengalir,” keluhnya.
Sementara Ida, warga lainnya mengaku selama tiga pekan mereka hanya menerima bantuan air lewat mobil tanki hanya sekali. “Kami di lao tidak dijalan. Di bagian kadara itu dong jalan empat hari berturut – turut. Kalao tidak jalan, tong tara akan bayar tagihan dua bulan,” tegasnya.
Sementara itu, Plt Dirut Perumda Air Minum Ake Gaale Ternate, Thamrin Alwi saat hearing dengan warga mengakui ada beberapa titik yang mengalami gangguan pelayanan yang airnya bersumber dari di bak penampung di Ngade. “Di Ngade kapasitas memang cukup tinggi, hanya karena terganggu sehingga PDAM harus melakukan langkah alternatif,” katanya.
Langkah yang dilakukan ini dengan mengambil sumber air dari bak penampung Fitu dan Sasa, kemudian didorong secara estafet sampai ketinggian 256 kaki. “Kurang lebih 400 kubik kita akan dorong masuk pada daerah pada masyarakat yang datang tadi,” ucapnya, Senin (8/11).
Diakui, ada keterbatasan fasilitas, sehingga diambil langkah untuk meminjam alat tersebut di Sofifi. “Tinggal caranya bagaimana nanti kita ganti agar langkah ini bisa mempengaruhi distribusi ke seluruh pelanggan,” terangnya.
Thamrin mengatakan, pihaknya harus melakukan pendistribusian ke warga. Sebab, mereka berharap berapa hari terakhir PDAM melakukan distibusi air secara tidak merata
“PDAM ambil langkah untuk mencari selang yang panjang, sehingga mereka dibelakang bisa teraliri, mudah – mudahan langkah yang dilakukan di Fitu dan Sasa bisa secepatnya konek.
“Kami terbatas sumber daya listrik, kami sudah koordinasi dengan PLN, semoga tidak terlalu lama bisa dilakukan penambahan daya kurang lebih 105 KW, itu sudah bisa tersambung dan pompa bisa ada, lalu tadi bisa terpenuhi secara bertahap,” tambahnya.
Dalam pertemuan itu, Warga meminta distribusi air sesuai giliriran dua hari sekali. “Mereka minta penuhi sesuai jadwal, jika ada bantuan armada kita penuhi, karena satu armada itu tampung air sebanyak tiga kubik, jadi kalau dua enam kubik,” tutupnya.(par/pur)