HARIANHALMAHERA.COM– Pemerintah Republik Indonesia (RI) secara resmi menganugerahkan gelar pahlawan nasional pada Sultan Zainal Abidin Syah, Sultan Tidore periode 1947–1967 yang juga merupakan Gubernur pertama Provinsi Irian Barat (kini jadi Papua) periode 1956–1961. Anugerah itu diberikan sebagai wujud pengakuan negara atas jasa-besar beliau dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam upacara yang berlangsung di Istana Negara, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa sikap “NKRI harga mati” yang diperlihatkan Sultan Zainal ketika Belanda masih menguasai Irian Barat menjadi momentum penting dalam perjuangan bangsa, sehingga diangkat sebagai Gubernur Sementara Provinsi Perjuangan Irian Barat pada 23 September 1956 oleh Presiden Soekarno berdasarkan SK No. 142/1956, dengan ibukota sementara di Soasio (Tidore).
Terpisah, Wali Kota Tidore Kepulauan (Tikep), Muhammad Sinen, menyatakan bahwa tanpa jasa beliau, belum tentu Indonesia dari Sabang sampai Merauke tidak akan utuh.
“Historikus mencatat bahwa di tengah upaya Belanda memisahkan Irian Barat dari Indonesia, Sultan Zainal Abidin Syah secara tegas menolak ajakan Belanda dan memilih bergabung dengan NKRI,”katanya, Senin (10/11).
Usulan pengangkatan Sultan Zainal sebagai pahlawan nasional ini lanjutnya, telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu oleh Pemkot Tikep dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara, yang telah menyerahkan naskah usulan secara formal pada Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
“Dengan anugerah tersebut, Sultan Zainal Abidin Syah diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda di Maluku Utara dan seluruh Indonesia dalam meneguhkan semangat persatuan dan nasionalisme,”tuturnya.(red)
