HARIANHALMAHERA.COM— Teror terhadap warga Desa Waci, Kecamatan Maba Selatan (Mabsel), Halmahera Timur (Haltim) di Hutan Kali Waci tak henti-hentinya terjadi. Pada Jumat (29/3), lima warga kembali menjadi korban penyerangan sejumlah orang tk dinekal (OTK).
Persitiwa yang terjadi sekira pukul 18.00 itu menewaskan tiga warga, masing-masing Yusuf Halim (34), Karim Abdurrahman (56) dan Habibu Salatun(62). Ketiganya tewas setelah dihujam anak panah.
Sedangkan Halim Difa (56), meski selamat, namun kondisinya kritis lantaran mengalami luka berat di bagian paha kanan. Semenatara satu-satunya warga yang lolos karena berhasil menyelamatkan diri dari penyerangan adalah Harun Muharram (36).
Menurut kesaksian Halim yang ditemui Harian Halmahera akhir pekan kemarin di rumahnya, mereka beangkat Selasa (26/3). Sementra penyerangan itu terjadi saat mereka hendak kembali ke kampung usai berburu rusa di hutan Kali Waci.
Dia menyebut, ada sekira 12 orang yang menyerang mereka dengan panah tak jauh di tempat perahu mereka berada.
“Saat itu Habibu yang pertama kali terkena anak panah,” katanya.
Habibu menurut Halim, tewas setelah sebuah anak panah menancam di rusuk kiri. Korban langsung terjatuh di atas kerikil kali.
“Setelah Habibu, tidak lama kemudian Karim Abdurrahman setelah sebuah anak panah bersarang di rusuknya,” lanjutnya.
Melihat kedua rekannya tidak lagi bernyawa, dia bersama Yusuf yang tak lain anak kandungnya sempat melakukan perlawanan. Namun karena kalah jumlah, dia pun kehilangan anaknya yang ikut terkena anak panah tepatnya di bagian perut.
“Saat melihat semua teman terkapar saya langsung pesimis akan meninggal semua. Apalagi saya juga sudah kena panah di paha dan kaki kiri, tapi Harun belum kena panah di saat itu,” katanya dengan mata tampak berkaca-kaca.
Menghadapi situasi cukup genting, dia langsung menyuruh Harun agar menyelamatkan diri dengan cara kembali di camp perusahaan kayu di wilayah Halteng, guna mencari bantuan dan mengabarkan informasi kepada masyarakat Waci jika mereka sedang dibantai.
“Alhamdulillah, Harun juga mengikuti perintah saya sehingga langsung kabur mencari bantuan pada malam itu,” katanya.
Dia mengaku ‘perang’ di hutan Kali Waci itu berlangsung kurang lebih satu jam dengan kondisi hutan sudah dalam keadaan gelap.
“Karena sudah malam maka saya bilang ke Harun ini kesempatan bagus untuk selamatkan diri,” kisahnya.
Dengan kondisi hutan yang gelap itu pula Halim yang dalam kondisi lemah pun memilih bersembunyi dan bertahan di tengah hutan. Ia terus terjaga hingga menunggu datangnya pagi.
Rupanya teror OTK itu berlanjut pada Sabtu pagi (30/1) pagi. Menurut Harun, dia sempat melihat ada empat orang yang kembali ke lokasi dan menyusuri sungai tempat mereka dibantai. Mereka tampak marah ketika tidak menemukan dirinya dan Harun. Sebagai bentuk pelampiasan, mereka pun memulitasi jasad Karim dan Habibu hingga hancur.
”Disaat itu saya hanya bisa melihat mereka mencincang tubuhnya, karena tidak lagi berdaya,” katanya dengan berlinang air mata.
Harun yang kabur di malam itu, tiba di camp perusahaan sekitar pukul 09 pagi Sabtu (30/3). Beruntung di saat bersamaan Harun berpapasan dengan tiga warga Waci sehingga bisa menelpon ke masyarakat meminta pertolongan dan akhirnya masyarakat di bantu polisi dan TNI datang melakukan evakuasi korban.
”Alhamdulillah atas kuasa Allah kita masih selamat sampai saat ini, dan terima kasih kepada orang-orang yang sudah membantu selamatkan kami,” ucapnya dengn nada sedih.
Terpisah, Kapolres Haltim AKBP Driano Andri Ibrahim SH melalui Kapolsek Maba Selatan Ipda M Thoha Alhadar menuturkan, para korban tewas sudah diserahkan dan dimakamkan kepada pihak keluarga Minggu (31/3) pagi.
Sebagai langkah pencegahan, pihaknya untuk sementara menyiagakan pasukan Polsek Mabsel dan Polres Haltim dibantu TNI di Desa Waci. Kapolres mengimbau warga Maba Selatan agar untuk sementara tidak dulu beraktivitas di hutan yang jauh dari pemukiman.
“Personil kita sekitar 20 lebih dan TNI 10 lebih, ini hanya untuk memberi aman kepada masyarakat,” terangnya.
“Untuk mengungkap kasus ini kita telah melakukan lintas koordinasi dengan Polres Halteng, agar melakukan penjagaan sehingga tidak ada korban serupa seperti di Desa Waci,” sambung Thoha.
Ia menyebut, meski terjadi di tengah hutan dan penyerangan dilakukan lebih dari 10 orang dengan memakai panah, namun Thoha sendiri belum bisa memastikan para pelaku itu dari warga suku terasing atau bukan.
Mengingat, polisi baru akan melakukan olah TKP (Tempat kejadian perkara) bersama saksi kunci yang selamat dari peristiwa itu pada hari ini.(rul/pur)