HARIANHALMAHERA.COM–Tumpukan sampah di Jalan Monyet, Desa Gosoma, Kecamatan Tobelo, Halmahera Utara (Halut), mengeluarkan aroma tak sedap. Warga yang berlalu lalang di lokasi tersebut harus menutup rapat-rapat hidungnya.
Muhammad Risme, warga Desa Rawajaya, yang melintas di area tersebut langsung mengabadikan objek jorok itu lewat kamera ponselnya dan memosting di media sosial facebook.
Kepada Harian Halmahera, Selasa (29/12), ia mengaku sudah sekitar dua hari sampah tersebut dibiarkan menumpuk seperti itu. “Itu (sampah) belum pernah diangkut sampai sekarang,” katanya.
Anto Pale, warga Desa Gosoma, mengaku merasa terganggu dengan tumpukan sampah tersebut. “Sampah ini selain mencemari lingkungan, juga akan berdampak pada kesehatan,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Halut, Samud Taha, menyebutkan produksi sampah di wilayah Tobelo dalam setahun terakhir alami peningkatan mencapai 930 ton per bulan.
“Produksi sampah dalam sehari di Tobelo mencapai 31 ton perbulannya atau meningkat di atas 20 persen,” kata Samud, seperti dikutip dari Antara.
Samud mengakui, puluhan ton sampah tersebut diangkut sebanyak dua kali dalam sehari, bahkan pihaknya alami kewalahan karena kekurangan armada pengangkut sampah.
“Armada pengangkut sampah yang kami miliki lima mobil truk sampah, tiga unit mobil amrol, dan empat konteiner dan idealnya harus ada penambahan konteiner sampah dan untuk wilayah kota dan pasar paling tidak ada 15 kontainer agar tidak bekerja melakukan pengangkutan dititik yang sama sebanyak dua kali sehari,” ujarnya.
Ditanya mengenai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi sampah untuk DLH sendiri dan PAD retribusi sampah ditargetkan Rp350 juta pertahunnya dan sampai detik ini baru mencapai 50 persen dari jumlah yang ditargetkan.
“Untuk saat ini tidak mencapai target, sebab, tinggal beberapa bulan lagi sudah akhir tahun dan capaiannya baru 50 persen,” katanya. (tr-5/kho)