HARIANHALMAHERA.COM– Rencana impor guru yang diucapkan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, mendapat kritikan dari sejumlah pihak. Meski demikian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah mengundang instruktur atau guru dari luar negeri bukan mengimpor.
“Menko Puan Maharani tidak pernah bilang impor, tetapi mengundang para guru dan instruktur dari luar negeri,” ujar Mendikbud di Jakarta, Senin (13/5), mengutip republika.co.id.
Muhadjir menjelaskan, perhatian pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla mulai tahun ini beringsut dari pembangunan infrastruktur ke pembangunan sumber daya manusia, sehingga perlu upaya yang masif agar programnya terasa. Program yang selama ini kecil dan sporadis dirancang ulang.
Para instruktur atau guru asing itu didatangkan untuk meningkatkan kapasitas guru vokasi. Hal ini relevan dengan program Kemendikbud dalam pelatihan berjenjang.
“Mereka (instruktur asing) itu tidak diangkat jadi PNS atau menggantikan guru, hanya melatih para pelatih yang nantinya mengajarkannya pada guru-guru.”
Menurut dia, hal seperti itu bukan sesuatu yang baru. Malaysia pada 1960-an hingga 1980-an mendatangkan guru-guru dari Indonesia ke negaranya, dibandingkan guru-gurunya belajar ke Indonesia. Hal itu, lanjut dia, terbukti efektif dan efisien.
Dengan didatangkannya para guru asing itu, lanjut dia, maka akan memiliki beberapa keuntungan seperti biaya yang efisien hingga guru atau instruktur asing itu tahu kondisi lapangan di Tanah Air. “Sehingga dia bisa mengadopsi program-programnya di sini,” cetus dia.
Instruktur asing itu fokus pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang akan melatih beberapa program seperti pariwisata, perhotelan dan juga kelautan. Dengan adanya instruktur asing ini juga bisa membantu SMK di sejumlah bidang keahlian untuk meraih sertifikat internasional.(rep/fir)