HARIANHALMAHERA.COM–Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Ternate mulai menyiapkan langkah antisipasi dalam rangka menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pokok (bapok) jelang Idul Adha 1443.
Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman saat memimpin rapat koordinasi TPID mengatakan rakor ini sebagai langkah tanggap dan peduli dalam mengendalikan inflasi karena inflasi sangat berdampak terhadap daya saing dan pertumbuhan ekonomi.
“Jadi pertumbuhan ekonomi ini bisa menimbulkan kepercayaan diri Pemerintah Kota Ternate sebab tekanan inflasi di Kota Ternate dipengaruhi oleh 2 faktor dominan, yang pertama adalah faktor yang bersifat fundamental yaitu pemulihan daya beli, dan kedua faktor eksternal yang berasal dari peningkatan harga komoditas secara global,” katanya.
Menjelang Idul Adha, inflasi Kota Ternate menurutnya selalu menunjukkan kenaikan yang biasanya akan terjadi peningkatan kebutuhan komoditas bahan pokok yang berimplikasi pada kelangkaan barang dan kenaikan harga.
“Berdasarkan pantauan selama 5 tahun terakhir, di setiap momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) inflasi Kota Ternate selalu menunjukkan kenaikan tak terkecuali menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah yang umumnya terjadi peningkatan permintaan dan berpotensi memicu gejolak harga kebutuhan pokok di Pasar,” katanya.
Fluktuasi harga yang terjadi tersebut umumnya disebabkan oleh keterbatasan pasokan dan permasalahan distribusi. Menyikapi itu, pengendalian inflasi agar diperkuat untuk mengantisipasi kemungkinan tekanan inflasi dengan sejalan permasalahan tersebut.
“Menyikapi kondisi ini, kiranya kita tetap perlu mencermati bersama ketersediaan komoditas utama penyumbang inflasi, agar tetap dalam jumlah yang cukup dan harga terjangkau pada fase jelang hari raya Idul Adha,” pungkas Tauhid.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga inflasi melalui implementasi strategi 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif. “Strategi 4K akan terus kami lanjutkan untuk menjaga capaian inflasi pada tahun ini dengan fokus utama kepada ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi,” pintanya.
Kebijakan pengendalian inflasi ke depan masih perlu extra effort (upaya tambahan) yang tidak hanya fokus pada stabilitas harga, namun juga mendukung program pemulihan ekonomi utamanya penguatan daya beli masyarakat.
TPID Ternate akan terus meningkatkan koordinasi bersama stakeholder terkait dengan melakukan pemantauan ketersediaan pasokan dan menjaga stabilitas harga bahan pangan secara berkesinambungan agar tekanan inflasi dapat tetap terkendali hingga akhir tahun 2022.
Dikatakan, Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi inflasi juga tinggi tidak membawa dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Ketua TPID Kota Ternate, Jusuf Sunya mengatakan, rakor TPID ini intens dilakukan dalam rangka pengendalian inflasi yang sangat berdampak, terhadap daya saing dan pertumbuhan ekonomi.
“Jelang hari raya Idul Adha, inflasi Kota Ternate selalu menunjukkan kenaikan yang biasanya akan terjadi, peningkatan komoditas bahan pokok yang berimplikasi pada kelangkaan barang dan kenaikan harga,” terangnya.
Sekkot Ternate Jusuf Sunya menambahkan, bedasarkan data BPS, pada Mei 2022, Ternate mengalami inflasi sebesar 0.27 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 108,66.
“TPID Kota Ternate akan terus meningkatkan koordinasi bersama stakeholder terkait, melakukan pemantauan ketersediaan pasokan, dan menjaga stabilitas harga bahan pangan secara berkesinambungan, agar tekanan inflasi dapat tetap terkendali hingga akhir tahun 2022,” ujarnya. (adv/par/pur)