HARIANAHALMAHERA.COM–Proses relokasi pedagang ke pasar Inpres II Rawajaya oleh Disperindag Halut disebut tidak ada unsur paksaan melainkan hasil dari pendekatan kekeluargaan dan kesadaran para pedagang sendiri.
Kepala Disperindag Halut, Nyoter Koenoe, mengatakan bahwa relokasi pedagang ke pasar tersebut tidak ada unsur pemaksaan tetapi timbul kesadaran dari pedagang sendiri sebagai bentuk mendapatkan tempat jualan yang lebih nyaman disediakan Pemerintah, meski ada tuntutan dari pedagang soal jalan lingkar.
“Jadi pagi tadi (rabu kemarin,red) sekira pukul 06.00 kami sudah pindahkan pedagang dengan bantuan Satpol PP, dan proses relokasi itu atas kesadaran para pedagang sendiri serta di bantu dari Pemerintah Desa, Kecamatan, Pengelolah pasar dan dari kami Disperindag,” kata Kepala Disperindag Halut, Nyoter Koenoe ketika di konfirmasi di lokasi pasar, rabu (13/7).
Untuk meramaikan pasar Inpres tersebut menurutnya, Disperindag telah sampaikan ke staf ahli Bupati untuk meminta pegawai agar ikut belanja kebutuhan dapur di pasar tersebut. “Saya juga menghimbau konsumen untuk datang belanja di pasar Inpres II Rawajaya, bahkan termasuk meminta kepada staf ahli Bupati agar menghimbau para pegawai datang berbelanja di pasar Rawajaya, dan kami tetap berupaya agar pasar ini bisa berfungsi semaksimal mungkin,”ungkapnya
Setelah relokasi pedagang ke pasar Inpres Rawajaya lanjutnya, Disperindag Halut akan berupaya untuk melakukan terobosan serupa di pasar lain yang belum difungsikan seperti pasar rakyat di Salimuli, Dorume dan Kao. “Kita fokus bekerja jadi step by step. Sebenarnya sudah harus masuk dan berfungsi awal tahun 2022 ini hanya saja ada kendala berupa pandemic Covid-19 sehingga pendapatan menurun sehingga kita baru mulai jalan hari ini,”ujarnya.
Untuk pasar Salimuli sendiri lanjutnya, kendalanya tidak ada pedagang dan Disperindag sudah melakukan rapat sebanyak 6 kali dengan stakeholder yang akhirnya memberikan kewenangan ke Pemerintah Kecamatan untuk mengajak pedagang luar untuk masuk berjualan di pasar tersebut.
“Jadi hari ini aktivitas pasar Rawajaya sudah mulai jalan. Jadi saya berterima kasih kepada masyarakat Desa Rawajaya dan para pedagang atas kerjasamanya dan kami juga akan tetap mengawal aktivitas pasar selama satu minggu kedepan, selanjutnya focus pasar lain yang belum difungsikan,”terangnya.
“Harapan saya semoga semua pedagang bisa merasa nyaman berjualan disini dan tentu saja kami juga minta kerjasamanya bagi teman-tema, masyarakat agar bisa melakukan transaksi Jual beli di pasar rawajaya agar pasar terlihat lebih hidup,”harapnya
Sementara pengelola pasar Inpres Rawajaya, Husein Abdul Gafur membenarkan bahwa rencana relokasi ini sudah berulang kali dilakukan tetapi sempat gagal, karena sebagian besar pedagang mengeluh fasilitas yang belum lengkap, namun kali ini berhasil setelah ada pendekatan yang baik. “Sarana dan prasarana yang belum lengkap itu butuh proses dilengkapi. Memang mereka keberatan untuk pindah ke pasar Inpres Rawajaya karena akses jalan juga belum ada jadi kita masih mengarah ke satu jalur,”ujarnya.
Husein pun menambahkan bahwa harapan kedepan adalah semua kebutuhan pasar yang belum tersedia secara lengkap dapat dipenuhi demi kenyamanan pedagang. “Untuk fasilitas menurut saya masih sekitar 95% yang dilengkapi, terpanting sudah ada air, dan kamar mandi/WC telah di siapkan. Untuk keluhan dari pengguna yang jelas ada, terutama adalah akses jalan untuk itu pemerintah akan sesegera mungkin memperbaiki dan menyiapkan akses jalan,”tandasnya.(sal)