HARIANHALMAHERA.COM–Surat keputusan (SK) Gubernur Maluku Utara tentang penetapan tarif antar Kabupaten khususnya Tobelo-Sofifi, rupanya hanya menjadi hiasan tempelan atau pajangan di mobil. Sebab, tarif transportasi Tobelo-Sofifi sudah ditetapkan Pemerintah Provinsi Malut sebesar Rp 165 ribu/penumpang itu ternyata tidak dipatuhi organisasi daerah (Organda) Kabupaten Halmahera Utara menyusul hingga saat ini para sopir masih tetap patok tarif keputusan pribadi sebesar Rp 200 ribu/penumpang.
Beberapa penumpang dari Sofifi tujuan Tobelo pun heran terhadap tarif yang diminta para sopir, sebab sepengetahuan mereka tarif Tobelo-Sofifi sesuai SK Gubernur Malut hanya Rp 165 ribu tetapi diminta oleh sopir sebesar Rp 200 ribu/penumpang. “Tarif oto Tobelo-Sofifi kan hanya 165 ribu tapi kenapa sopir minta sampai 200 ribu, ini artinya sopir tidak patuhi SK tarif yang sudah ditetapkan,”kata sejumlah penumpang, senin (19/12).
Tidak berlakunya SK Gubernur Malut soal tarif ini menurut penumpang, telah menunjukan sikap acuh Pemkab Halut terutama Dinas Perhubungan (Dishub) dalam menindaklanjuti aturan Pemprov Malut dilapangan. “Dishub Halut lagi terkesan acuh tahu dengan masalah ini, mestinya mereka turun sosialisasi sekaligus tegur sopir yang masih pake tarif illegal,”tandas penumpang.
Sementara sejumlah sopir menuturkan bahwa mereka terpaksa bertahan dengan tarif Rp 200 ribu lantaran masih kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite sehingga hanya melakukan pengisian BBM jenis Pertamax dan lainnya yang harganya cukup mahal. “Bukan hanya BBM jenis pertalite yang merupakan BBM subsidi yang kami susah dapat tetapi penumpung juga susah, jadi mau tidak mau kami tutupi dengan tarif,”ujar sopir.(dit)
