EdukasiTernate

Tolak Kasek Baru, Rame-rame Boikot SMAN 5

×

Tolak Kasek Baru, Rame-rame Boikot SMAN 5

Sebarkan artikel ini
Spanduk penolakan Kepala SMAN 5 yang baru yang dipasang di gerbang masuk sekolah (Foto : Soeparman Pawah/Harian Halmahera)

HARIANHALMAHERA.COM–Keputusan Gubernur Abdul Ghani Kasuba (AGK) melantik ratusan kepala sekolah (Kasek) SMA dan sederajat di Malut, menuai aksi protes. Di Ternate sendiri, aksi protes terjadi di SMAN 5 Ternate.

Aksi protes ini dilakukan para guru, bersama alumni dan warga kelurahan Dufa-Dufa dengan memasang spanduk penolakan Kepala Sekolah (Kasek) yang baru dilantik yang dipajang di depan gerbang masuk sekolah. Tidak hanya itu, aktivitas belajar mengajar di sekolah pun dihentikan. Seluruh siswa diminta pulang oleh para guru.

Menurut penurutan para alumni yang kemarin bersama warga berbondong-bondong mendatangi sekolah, mereka meminta agar pengangkatan Kasek SMAN 5 Ternate berasal dari internal sekolah karena dianggap memahami situasi dan kondisi internal sekolah, bukan dari luar sekolah. “Kalau tidak disikapi masalah ini. Kami akan palang sekolah ini,” tegas perwakilan alumni Karman Firto di ruang kerja kepala sekolah.

Dikatakan, kursi kasek SMAN 5 yang diangkat dari yayasan Alkhairaat ini, dinilai tidak mengerti seluk beluk internal sekolah.

Senada juga diungkapkan tokoh pemuda Dufa-Dufa Lutfi A. Sambelo yang juga pelatih olahraga di SMAN 5 Ternate. Dia mengakui mengenal betul karakter siswa yang begitu dekat dengan guru yang selama ini dianggap bukan hanya sebatas guru disekolah, namun juga sebagai orang tua.

Karena itu, dikawahirkan dengan kehadiran orang dari luar bakal mengeluarkan kebijakan baru. “Yang pasti aksi penolakan ini murni dari masyarakat.Saya sendiri bakal memobilisasi pemuda untuk menggelar aksi menolak kehadiran kepsek yang dilantik oleh AGK,” ancamnya.

Plt Kasek SMAN 5, Dewi Lie mengatakan diangkat sebagai Plt Kasek oleh Dikbud menyusul Kasek sebelumnya memasuki masa pensiun. Dewi yang sudah delapan bulan menjabat Plt sendiri mengaku tidak mempermasalahkan siapa yang diangkat menjabat Kasek, selama yang bersangkutan berasal dari internal sekolah. “Yang pasti saya dan para guru tentunya menyesal. Kenapa kok orang lain,” katanya.

Dia mengaku, penghentian aktivitas belajar mengajar siswa adalah perintahnya. “Saya sendiri yang memerintahkan kepada semua guru untuk sementra mengehentikan aktifitas belajar mengajar. Semua murid kami pulangkan lebih awal sampai ada kejelasan soal ini dari Dikbud Provinsi,” tandasanya.

Dewi yang sudah belasan tahun mengabdi di SMAN 5 mempertanyakan kriteria pengangkatan kepsek yang berdasarkan ketentuan terbaru memiliki nomor induk kepala sekolah (NUKS).

Kalaupun persyaratan tersebut belum dimungkinkan terhadap dirinya yang belum memiliki NUKS, masih ada guru lain dari SMAN 5 yang telah memiliki NUKS bahkan telah memenuhi syarat kepangkatan.

“Yang jadi pertanyaan kenapa di Ternate saja yang harus memenuhi kriteria  memiliki NUKS. Sementara darah lain seperti Tidore dan Sula ada guru yang juga seangkatan saya belum punya NUKS tapi toh diangkat jadi kepala sekolah,” (tr4/pur)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *