HARIANHALMAHERA.COM – Pembelian alat pelindung diri (APD) seperti masker dan hand sanitizer secara besar-besaran, ternyata ikut memberikan dampak cukup signifikan terhadap inflasi Kota Ternate pada Maret yang tercatat sebesar 0,48 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,73.
Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) mengungkapkan, kelompok penyumbang inflasi Ternate pada Maret terbesar adalah kesehatan yakni sebesar 1,91. Yakni dari 101,19 pada Februari naik menjadi 103,12 pada Maret 2020.
Kesehatan merupakan, satu dari enam kelompok pengeluaran penunjang inflasi, tiga kelompok deflasi dan dua kelompok stagnan. Kelima kelompok yang mengalami inflasi yaitu pakaian dan alas kaki sebesar 0,10 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,01 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,07 persen.
“Kemudian kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,18 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,70 persen,” beber Kepala BPS Malut Atas Parlindungan Lubis, dalam Press rilis Rabu (1/4) kemarin melalui Vidio Conference (Vicon) di Kantor BPS.
Sementara kelompok yang mengalami deflasi yaitu makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,55 persen, kelompok transportasi sebesar 3,39 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,07. “Untuk kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran stagnan,” terangnya
Dari 90 kota IHK, 43 kota mengalami inflasi dan 47 lainnya deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Lhoksumawe , Aceh sebesar 0,64 persen dan deflasi tertinggi terjadi di Kota Timika, Papua sebesar 1,91 persen.
Tingkat inflasi Maret 2020 terhadap Desember 2019) sebesar 0,86 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2020 ke Maret 2019) sebesar 2,09 persen.(lfa/pur).