FootballOlahraga

UEFA Tidak Mau Rugi Sendiri

×

UEFA Tidak Mau Rugi Sendiri

Sebarkan artikel ini
VENUE: Stadion Allianz Arena, markas salah satu raksasa Bundesliga, Bayern Muenchen. GETTY IMAGES

HARIANHALMAHERA.COM – Memundurkan perhelatan Euro 2020 selama 12 bulan memiliki dampak yang besar buat UEFA. Beban keuangan praktis menggelembung. Salah satunya sebagaimana yang diberitakan Reuters kemarin (17/3). UEFA membatalkan booking 80 kamar untuk delegasinya di CPH Studio Hotel, Kopenhagen (Denmark).

Kopenhagen menjadi satu di antara 12 kota venue. Tepatnya di Stadion Parken. Kandang FC Koebenhavn itu termasuk yang memiliki kapasitas paling kecil (38.065 penonton). Paling besar adalah Stadion Wembley yang bisa menampung hingga 90 ribu penonton.

The Athletic menulis, pembatalan hotel tersebut baru sebagian kecil dari dampak yang disebabkan pengunduran jadwal pesta sepak bola terbesar di Eropa itu. Apalagi, UEFA sudah telanjur terikat kerja sama dengan sembilan sponsor global untuk Euro edisi ke-16 tersebut.

”Jadi, ada dua grup kerja yang dibentuk oleh UEFA dalam pertemuan hari ini (kemarin, Red). Yang satu membahas mengenai jadwal ulang semua kompetisi di bawah UEFA, yang lain membahas masalah finansial,” cuit jurnalis New York Times Tariq Panja.

Baca Juga: Mundur Tahun Depan, Euro “Saingi” Indonesia

Estimasi kerugian UEFA akibat pengunduran jadwal Euro 2020 bisa mencapai GBP 275 juta (Rp 5,05 triliun). Yang memicu polemik, UEFA bakal menagihnya kepada klub dan regulator liga domestik.

”Pilihan yang diambil UEFA mungkin terdengar arogan. Namun, pengunduran jadwal Euro 2020 menjadi tahun depan juga disebabkan oleh desakan dari federasi dan pengelola liga domestik yang memang ingin kompetisi dalam negeri usai Euro 2020 diputuskan mundur ke tahun depan atau diproyeksikan berlangsung pada 12 Juni sampai 12 Juli.

Euro 2020 yang semula dijadwalkan pada 27 Maret dan 1 April ditunda dengan jadwal pengganti menyusul Slot waktu Euro 2020, 13 Juni sampai 13 Juli, disediakan untuk menuntaskan kompetisi domestik di Eropa yang molor seiring penundaan akibat pandemi Covid-19.

Liga Champions dan Liga Europa ditargetkan selesai akhir Juni dan kompetisi domestik di Eropa diharapkan menyelaraskannya. lebih dulu,” tulis The Athletic.

Daily Mail menulis, tuntutan UEFA kepada klub dan regulator liga domestik berlebihan. Sebab, pandemi Covid-19 termasuk kategori force majeure dalam ajang olahraga.

”UEFA tidak bisa egois dengan menarik ’pajak’ kepada klub dan regulator liga domestik. Premier League, misalnya. Mereka bakal menghadapi tuntutan yang mencapai GBP 3 miliar (Rp 55,12 triliun) dari pemegang hak siar televisi seandainya kompetisi molor melebihi Juli,” tulis Daily Mail. (jpc/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *