FeatureHalbarKesehatan

Mahalnya Pelayanan Kesehatan di Desa Jangailulu, Loloda Halbar

×

Mahalnya Pelayanan Kesehatan di Desa Jangailulu, Loloda Halbar

Sebarkan artikel ini
BERTARUH NYAWA: Ribka Pasimanyek, ibu hamil asal Desa Jangilulu Loloda dibawa sanak keluarganya dengan menggunakan motor Kaisar selanjutnya menuju long boat untuk dilarikan ke RSUD Tobelo. FOTO FACEBOOK

Untuk Berobat Saja, Harus Bertaruh Nyawa Melintasi Laut

Bagi warga Desa Jangailulu, Kecamatan Loloda, Halmahera Barat (Halbar), pelayanan kesehatan bukanlah sebuah perkara mudah untuk didapat. Untuk berobat saja, warga harus melintasi laut berjam-jam untuk sampai ke daerah tetangga.

SOEPARMAN PAWAH, Jailolo

ABDURAHMAN Arsyad, seorang komika asal Larantuka, Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) dalam sebuah acara stand up comedy di salah satu stasiun televisi swasta, pernah bercerita bagaimana kerasnya perjuangan ibu-ibu hamil di kampung halamannya ketika mau melahirkan.

Karena tidak ada fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai, untuk menjalani proses persalinan, ibu-ibu hamil disana kata Abdur harus bertaruh nyawa. Sebab, mereka harus melintasi laut dengan body tempel untuk bisa mencapai puskemas yang ada di seberang pulau.

Kisah yang diangkat Abdur yang dibungkus dengan joke ini ternyata tak jauh beda dengan yang dialami ibu-ibu hamil di Desa Jangailulu Kecamata Loloda, Halbar.

Kondisi yang menyayat hati ini terungkap lewat unggahan video yang viral di sosial media (sosmed) facebook. Video yang di-upload oleh pemilik akun Evan Masanae di Grup Halbar ini, memperlihatkan perjuangan Ribka Pasimanyeku, seorang ibu hamil asal Desa Jangailolo yang akan melahirkan.

Di dalam videonya itu, Ribka yang tengah hamil tua itu dilarikan keluarganya ke RSUD Tobelo Halmahera Utara (Halut) melalui laut dengan menggunakan loang boat. Bahkan, saat diantar ke lokasi longbat yang berada di bibir pantai, Ribka tidak dibawa dengan Ambulans, melainkan motor Kaisar. “Karena tidak ada bidan desa, ibu hamil ini harus dibawa ke Tobelo,” katanya.

Meski tidak menyebutkan kapan peristiwa itu terjadi, namun sebagian warga net dalam kolom komentarnya tidak menampik kondisi yang terjadi di Desa Jangailulu itu. Bahkan, anggota DPRD Halbar dari Dapil Ibu-Loloda, Joko Ahadi pun mengakui jangankan polindes, setingkat bidan Desa saja tidak ada di desa Jangailulu.

“Pernah juga saya kunjungan ke daerah tersebut,ada seorang petani mengalami kecelakaan dan di rujuk ke RSUD Ternate melalui jalur laut. Ini tentunya sangat kita sesalkan,” terang Politisi Golkar ini.

Rekan Joko di Dewan, Djufri Muhammad  pun mendesak Bupati Danny Missy segera memerintahkan Dinas Kesehatan menerjunkan tim kesehatan di sana. “Ini harus disikapi serius oleh Dinas kesehatan. Jangan nanti ada kejadian baru mulai sibuk melakukan pelayanan,” kesal Ketua Komisi I DPRD Halbar ini.

Tidak adanya pelayanan kesehatan di desa terisolir dikarenakan tidak adanya distribusi tenaga kesehatan yang sebagian besar justru menumpuk di tingkat Kecamatan.

“Intinya Pemkab jangan hanya mengejar pembangunan infastruktur semata-mata saja, dengan berlomba-lomba membangun Puskesmas yang  bagus-bagus,akan  tetapi kwalitas pelayanan tentunya juga harus diperhatikan,” tandasnya.

Ditempat yang sama, Ketua Komisi II Nikodemus David mengatakan, untuk menindaklanjuti apa yang dialami warga Jangailulu itu, dewan akan turun langsung ke lapangan dalam waktu dekat. “Yang pasti anggaran kesehatan ini setiap tahun cukup besar, sementra fakta dilapangan pelayanan kesehatan ternyata tidak efektif,” sesalnya.(tr4/pur)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *