Halbar

Pedagang Tolak Berjualan di Pasar Buah Acango

×

Pedagang Tolak Berjualan di Pasar Buah Acango

Sebarkan artikel ini
Pasar buang yang dibangun pemda di Desa Acango, Jailolo

HARIANHALMAHERA.COM–Kehadiran pasar Buah yang dibangun Pemkab Halbar di Desa Acango Kecamaan Jailolo, ternyata tidak disambut gembira oleh pedagang buah. Sebaliknya, mereka menolak berjualan di pasar yang bersebelahan dengan lapangan Sasadulamo itu itu dengan alasan lokasinya tidak strategis dan sepi dari pembeli.

Karena tidak ditempati, bangunan pasar yang sudah selesai dibangun dua tahun lalu itu pun tampak terbengkalai dan tak terurus. Bahkan keramik di lantai pasar pun banyak retak dan pecah.

Siti Fatimah, salah satu pedagang buah di pasar Gufasa, Jailolo  mengaku dia dan para pedagang buah lainnya yang berjumlah enam orang ini kukuh tidak akan pindah ke pasar Acango karena khwatir daganganya tidak laku. “Jangkauanya jauh dari keramaian,” ucap warga Desa Taba Kecamatan Sahu Timur itu.

Jangankan di Acango, di pasar Gufasa yang aksesnya dekat dengan pelabuhan Jailolo pun dagangnya masih ada yang rusak lantaran tidak laku.

“Di Pasar Gufasa kadang juga sepi pembeli, apalagi di pasar di Acango yang sepi. Lapak di pasar Acango juga tidak menghadap ke jalan, jauh dari keramaian juga tapi kalau di pasar  gufasa ini kan ramai karena pas di pinggir jalan,” tandasnya.

Sampai kini, diakui belum ada petugas dari Pemda yang menemui para pedagang guna menempati pasar buah di Acango. “Sekalipun ada petugas yang datang koordinasi pun torang tidak akan pindah,” tegasnya.

Alasan serupa juga datang dari pedagang buah di desa Hatebicara, Jailolo. “Kita tetap jualan disini. Karena dalam sehari bisa dapat Rp 500 ribu. Kalau buah tidak laku dijual, kami bayar koperasi pakai uang dari mana ?,” terang Fatma yang ditemui di lapaknya.

Selain tidak strategis, lapak yang disediakan di Pasar Acango juga kurannya kecil dan tidak mampu menampung dagangan buah-buahan yang begitu banyak.

Menanggapi itu, Kadisperindagkop Halbar Martinus Djawa menuturkan sebelum pasar itu dibangun, sudah ada pengakuan dari para pedagang yang bersedia untuk ditempati. Seperti pedagang buah yang kala itu berjualan di depan hotel D’hoek Hatebicara.

Dimana, pada saat didatangi petugas dari Kementerian dan dilakukan pendataan, semuanya kompak bersedia untuk bangun pasar buah di lokasi itu. “Jadi sebelum dibangun Pasar Buah kami sudah mendapatkan persetujuan dari pedagan. Kita  tidak bisa paksakan para pedagang atau pelaku pasar untuk masuk juga karena terkesan tidak bagus,”ujarnya. (tr4/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *