HARIANHALMAHERA.COM–Salah satu ciri khas budaya lokal Maluku Utara (Malut), khususnya Kabupaten Halmahera Utara (Halut), yang dikenal tradisi gotong royong atau kerja bersama-sama secara iklas, sudah mulai hilang di era masyarakat modern saat ini.
Untuk menghidupkan kembali kearifan lokal tersebut, Dinas Sosial (Dinsos) Halut gencar menggelar kegiatan dialog tematik. Hal ini sebagai langkah awal mempertahankan budaya tersebut.
Dialog tersebut pun sudah digelar di beberapa desa dengan menggandeng sejumlah komunitas adat, seperti forum Keserasian Sosial (Pomarituda) dan kelompok Timario.
Dialog perdana mulai digelar pada 18 sampai 19 Juli kemarin, di Desa Wari Ino, Kecamatan Tobelo, dan Desa Igobula, Kecamatan Galela Selatan.
Kegiatan yang mengusung tema; ‘Dengan Program Keserasian Sosial Kita Membangun Keharmonisan Warga Masyarakat Dalam Bergotong Royong’ ini, didatangkan narasumber langsung dari Dinsos Provinsi Malut. Sementara, pesertanya terdiri dari elemen tokoh masyarakat seperti komunitas umat beragama.
Kepala Dinas Sosial Halut, Hedyani. N. Hoata, menuturkan, dialog yang bertujuan menghidupkan kembali budaya lokal gotong royong ini merupakan program pemerintah dalam rangka menjaga dan merawat budaya agar tidak punah.
“Dialog soal budaya ini akan digelar berkelanjutan, karena tujuannya hidupkan kembali nilai-nilai budaya lokal,” kata Non, sapaan akrab Hedyani. N. Hoata, Rabu (29/7).
Menurut Non, sebagai masyarakat yang beragam tentu diperhadapkan dengan masalah sosial dan kemanusiaan. Olehnya itu, melalui forum ini mendiskusikan tanpa membedakan latar belakang ras, suku dan agama (SARA).
”Prinsipnya kita harus menjunjung tinggi nilai – nilai kebudayaan dan bergandengan tangan, dalam rangka memecahkan persoalan sosial masyarakat dengan mengedepankan asas dan budaya kegotong royongan dalam membangun desa,” ujarnya.
Selain dialog tersebut, lanjut dia, dalam waktu dekat akan dibuat jalan setapak di dua desa yang sudah digelar dialog, sebagai bentuk mewujudkan budaya gotong royong.
“Jadi nanti kita akan buat jalan setapak di dua desa ini dengan cara kerja gotong royong. Ini bukan proyek, tetapi bantuan langsung dari Kemensos untuk uji coba realisasi program gotong – royong di lingkungan masyarsakat,” jelasnya. (PN/dit/Kho)