HARIANHALMAHERA.COM– masyarakat Desa Ngidiho, Kecamatan Galela Barat (Galbar) bersama perangkat Pemerintah Desa (Pemdes) setempat dan guru-guru SMP Negeri 15 Halut terpaksa gotong royong bangun pagar sekolah lantaran halamannya sering dijadikan arena ikat ternak sapi oleh oknum tertentu.
Warga sempat pun kerja swadaya pagar tersebut, karena sejak dibangun sekolah tersebut pada tahun 2004 silam hingga saat ini belum dibuat pagar keliling. Meski pihak sekolah sendiri dikabarkan sudah usulkan untuk pembangunan pagar ke instansi teknis tetapi tak kunjung direspon.
Pembangunan pagar oleh warga dan pihak sekolah berhasil dilakukan setelah mengumpulkan dana secara patungan untuk beli bahan bangunan seperti semen, batu, besi dan batu batu.
Kepala Desa (Kades) Ngidiho, Kamal Abdullah, mengatakan, pekerjaan pagar sekolah SMP N 15 Halut secara swadaya oleh masyarakat itu merupakan bentuk perhatian sekolah dan ingin anak-anak mereka nyaman dalam sekolah.
“Ini menunjukan semangat dan kepedulian masyarakat Ngidiho sehingga membangun pagar sekolah dengan cara swadaya, dan itu tidak ada keluhan dari masyarakat,”katanya, Sabtu (18/2).
Selain nyaman lanjutnya, pembangunan pagar ini untuk membuat siswa-siswi aman dan terpantau juga membuat halaman sekolah bersih.
“Kami membuat pagar sekolah ini sampai tuntas, siapa saja yang ingin menyumbang kami tetap menerima, karena ini bagian dari kepedulian kita bersama,”ujarnya.(sal)
