Halut

Pedagang Pasar Buaele Pertanyakan Fasilitas Pasar Baru

×

Pedagang Pasar Buaele Pertanyakan Fasilitas Pasar Baru

Sebarkan artikel ini
PROTES: Sejumlah pedagang Pasar Buaele meminta Pemkab Halut melengkapi fasilitas pasar baru sebelum melakukan relokasi pedagang.(foto: Faisal/Harian Halmahera)

HARIANHALMAHERA.COM–Aksi demonstrasi dilakukan sejumlah pedagang di depan kantor Bupati Halmahera Utara (Halut). Aksi pedagang tidak menggunakan sound system, melainkan hanya membawa beberapa kertas aspirasi dan meminta kepada Pemkab Halut agar sementara tidak memindahkan pedagang yang berada di pasar Buaele ke pasar baru yang berada di Desa Gura Kecamatan Tobelo.

Mereka beralasan karena pasar tersebut belum memiliki fasilitas yang lengkap. Jika Pemkab memaksakan relokasi, maka pedagang meminta pemerintah memperbaiki jalan masuk menuju pasar dan menyiapkan lahan parker. Jika fasilitas ini tidak ada, maka pembeli tidak akan datang.

Diketahui, Pemkab Halut telah membangun dua pasar baru yang berada di Desa Rawajaya dan Desa Gura, tetapi Pemkab saat ini hanya mendesak ke pedagang yang berada di Pasar Buaele untuk masuk ke pasar baru. Sementara untuk pedagang yang berada di Rawajaya tidak.

“Jika kami dipaksa untuk masuk ke pasar baru, maka Pemkab juga harus menyuruh pedagang yang ada di Rawajaya masuk ke pasar baru. Jangan hanya menyuruh kami yang masuk, namun yang lain tidak,” ungkap Bendahara Pengurus pasar Buaele, Yudi Hardiyanto saat dikonfirmasi, Selasa (3/8).

Sebelumnya pedagang yang berada di pasar Buaele sudah membuat pertemuan dengan Pj Sekda Halut untuk membicarakan terkait dengan fasilitas pasar. Namun sampai saat ini tidak ada tindak lanjut dari Pemkab Halut, sehingga para pedagang mendatangi kantor Bupati untuk menagih  janji yang pernah disampaikan.

“Kami tidak akan pindah jika jalan, WC, dan fasilitas yang lain tidak diperbaiki. Jalan yang menuju pasar jika terjadi hujan deras jalan tersebut dipenuhi becek dan juga terendam air. Ini akan berpengaruh ke pengunjung yang datang ke pasar,” kata Yudi.

Dia menyebut, pada pekan kemarin pedagang sempat masuk ke pasar baru selama tiga hari, namun Pemkab tidak memenuhi janji yang pernah disampaikan sehingga pedagang berinisiatif keluar dari pasar tersebut dan kembali berjualan di pasar lama.

Pemkab pernah berjanji akan mengerahkan kendaraan yang dari Utara menuju Selatan untuk masuk ke pasar sebelum memasuki kawasan perkotaan begitupun sebaliknya, tetapi fakta di lapangan Dishub tidak mengarahkan kendaraan untuk masuk dan membuat pasar sepi pengunjung. Sekda juga pernah sampaikan akan mengarahkan pegawai untuk belanja di pasar baru Gura, namun sampai sekarang tidak ada bukti.

“Harapan kami untuk pengunjung yang datang belanja kebanyakan pengunjung yang dari Tobelo Utara. Jika ini tidak diperhatikan, maka kami akan kehilangan pendapatan seperti sebelumnya karena sepi pengunjung,” ucapnya.

Sementara, Ketua Badan Pengurus Pasar Buaele Idham, saat ditemui wartawan di lokasi aksi, menjelaskan bahwa ketika Pemkab melakukan perpindahan pedagang dari pasar lama ke pasar baru akan dilakukan secara serentak dan bersamaan dengan pedagang yang berada di pasar Rawajaya tetap disepakati oleh pengurus pasar Buaele. Namun dengan catatan, Pemkab harus mengatur rekayasa lalu lintas, sehingga mobil yang dari Utara menuju ke Pusat Kota harus mampir ke pasar Gura.

“Itu janji yang pernah disampaikan oleh Pemkab Halut, namun kenyataanya tidak ada mobil yang mampir ke pasar baru karena mungkin faktor jalan sehingga sopir kendaraan juga keberatan masuk. Karena itu, Pemkab wajib melengkapi dulu fasilitas pasar, baru relokasi pedagang. Jika tidak, maka kami tidak akan pindah,” pungkasnya.(cw/fir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *