Halut

Sopir Angkutan Umum Menjerit

×

Sopir Angkutan Umum Menjerit

Sebarkan artikel ini
MENJERIT-Aktivits angkutan kota di salah satu swalayan di Tobelo. (foto: Muhrid Kanopa/Harian Halmahera)

HARIANHALMAHERA.COM–Penyebaran corona virus disease 2019 (covid-19) pada sejumlah wilayah di Indonesia, cukup berdampak pada sektor jasa. Baik maskapai penerbangan, kapal laut, bahkan hingga angkutan darat.Hal ini dirasakan oleh para sopir angkutan kota (angkot), maupun angkutan antar daerah di Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara.

Beberapa di antaranya mengaku kewalahan menghadapi situasi seperti ini.Alfian (35), sopir angkot asal Desa Wari, mengaku sejak dua pekan beroperasi, dalam sehari ia hanya memperoleh pendapatan sebesar Rp 50 ribu. Itu pun harus dibagi untuk biaya bahan bakar.”Ini berbeda dengan kondisi sebelum virus korona itu,” kata Alfian kepada Harian Halmahera.

Selain angkot, para sopir lintas Halmahera untuk rute Tobelo – Sofifi, Kota Tidore Kepulauan, juga merasakan hal yang sama. Bahkan dalam sehari mereka kerap tidak mendapat penumpang satupun.Anto, salah satu sopir angkutan antar daerah, mengaku beberapa waktu lalu, dirinya hanya mendapat dua orang penumpang tujuan Sofifi.

Namun ia menolak mengantarnya dengan alasan, rugi jika dibandingkan dengan pemasukan. “Jadi dua penumpang itu saya kasi ke teman, biar mereka saja yang bawa itu penumpang. Karena kami pertimbangkan, kalau belum mendatangkan keuntungan, penumpangnya kami over ke teman-teman sopir yang lain,” tutur sopir asal Desa Gamhoku ini.

Sementara, Sahril, sopir angkutan antar daerah lainnya, bahkan memilih berdiam diri di rumah. Alasannya karena belakangan ini, nyaris tak ada penumpang yang ia dapat. “Semoga korona ini cepat berakhir, kalau tarada torang (kami) mati kelaparan. Kondisi ini bisa saja rumah tangga hancur,” tuturnya. (tr-05/Kho)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *