HARIANHALMAHERA.COM– Kampanye tanpa plastik, terus berkumandang di seluruh dunia. Berbagai carapun dilakukan, agar penggunan bahan plastik berkurang. Selain bahaya bagi hewan dan lama terurai, ternyata sampah plastik juga berbahaya bagi manusia.
Berkenaan dengan sampah plastik, ada yang disebut mikroplastik. Mikroplastik yang berbahaya bagi manusia, beberapa waktu belakangan menjadi masalah besar di bidang lingkungan dan kesehatan. Mikroplastik adalah komponen plastik yang berukuran kurang dari lima milimeter.
“Produk apapun selama masih mengandung polimer, ia tetaplah plastik. Misalnya tas plastik yang terbuat dari bahan alami yang mudah terurai. Memang ia mudah hancur, tetapi komponen plastiknya sekecil apapun tetap ada, bahkan pecah menjadi partikel yang lebih kecil dan menimbulkan bahaya baru bernama mikroplastik,” jelas Kepala Balai Teknologi Polimer BPPT Erny S Soekotjo dikutip dari CNNIndonesia.com.
Dengan ukuran yang sangat kecil ini, mikroplastik bisa dengan mudah diserap tubuh. Hanya saja sampai saat ini belum ada studi yang mengevaluasi dampak mikroplastik untuk kesehatan, namun komite bersama FAO dan WHO untuk Kemanan Bahan Aditif Makanan menyatakan bahwa beberapa monomer bersifat karsinogenik atau toksik jika tertelan.
Mengutip penelitian dari Departemen Perikanan dan Akuakultur FAO, ada beberapa bahaya mikroplastik untuk kesehatan. Seperti zat aditif dalam plastik dicurigai bisa mengganggu sistem endokrin atau hormonal dalam tubuh. Bahan-bahan atau senyawa kimia beracun yang sebelumnya udah diserap plastik akan dilepaskan dan terakumulasi secara biologis di lingkungan.
Kemudian, mikroplastik yang mungkin terakumulasi di saluran pencernaan hewan, seperti ikan dan kerang. Keduanya sering menjadi konsumsi manusia, tentunya bisa jadi cukup membahayakan. Sebagaimana penelitian, dalam kerang konsentrasi mikroplastik tertinggi sebanyak 4 partikel/gram. Artinya, dalam 250 gram kerang ada 1.000 partikel mikroplastik di dalamnya.
Diperkirakan hanya partikel terkecil antara 1,5 mikrometer atau kurang yang bisa masuk ke dalam pembuluh darah kapiler organ di seluruh tubuh. Sisanya akan dibuang lewat urin. Mikroplastik diduga berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh dan berpotensi menyebabkan stres oksidatif dan perubahan pada DNA.(cnn/fir)