HARIANHALMAHERA.COM– Perwakilan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Maluku Utara melaksanakan kembali agenda rutin media briefing Torang Pe APBN Edisi Bulan Juli 2023. Kegiatan yang berlangsung di Aula Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Malut, Senin (31/7) itu dihadiri seluruh perwakilan instansi vertikal Kemenkeu dan media lokal di Provinsi Malut.
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Malut, Tunas Agung Jiwa Brata, mengatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia yang tetap terjaga solid, ditandai dengan neraca perdagangan yang kuat, aktivitas konsumsi yang bertumbuh, dan inflasi yang terkendali meskipun masih menghadapi berbagai tantangan berupa isu geopolitik, volatilitas sektor keuangan, dan pelemahan sektor manufaktur.
“Perlambatan laju ekonomi berpeluang terjadi pada kuartal II Tahun 2023. Surplus neraca perdagangan terus berlanjut hingga bulan keenam, diikuti dengan kinerja sektor keuangan yang stabil seiring dengan pertumbuhan DKP dan kredit yang masih cukup tinggi,”katanya.
“Dari sisi inflasi, pada bulan Juni 2023 semakin membaik pada angka 5,37% (yoy) dengan andil terbesar dari sektor makanan, minuman, dan tembakau (beras, rokok filter) serta transportasi (bensin). Risiko inflasi ke depan perlu dimitigasi, khususnya potensi terjadinya El-Nino yang akan memengaruhi harga bahan pangan di Maluku Utara,”sambungnya.
Kinerja fiskal regional Malut pada Juni 2023 tetap tumbuh meskipun melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. APBN Regional Malut mencatat bahwa hingga Juni 2023, pendapatan APBN terealisasi sebesar Rp1,9 Triliun (57,25% dari target) dan mengalami kenaikan sebesar 54,81% (yoy) yang ditunjang oleh kenaikan PPh Non-Migas.
Sementara dari sisi belanja, belanja APBN mengalami kenaikan sebesar 12,99% (yoy) atau terealisasi sebesar Rp7,4 Triliun (43,74% dari pagu belanja). Tumbuhnya belanja ini didorong oleh kenaikan realisasi belanja barang pemerintah pusat dan kenaikan realisasi belanja TKD Dana Bagi Hasil yang signifikan.
“Secara spasial, APBD Regional Maluku Utara masih cukup progresif meskipun tersendat. Hingga akhir Juni 2023, pendapatan daerah (konsolidasi seluruh pemda di Maluku Utara) terealisasi sebesar Rp3,93 Triliun (25,21% dari target) dan menurun sebesar 6,89% (yoy) dari perlambatan cukup tajam komponen Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah (LLPDyS) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sementara itu, belanja daerah telah terealisasi sebesar Rp3,63 Triliun (22,75% dari pagu) dan menurun 2,78% (yoy) karena menurunnya belanja operasi dan belanja tidak terduga,”tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Tunas Agung, menyampaikan isu strategis lokal, yaitu upaya mitigasi dampak kekeringan berkepanjangan dengan cara peningkatan produksi padi dan beras. Hal ini lanjutnya, didasarkan pada prakiraan BMKG bahwa intensitas El Nino akan menguat pada Agustus hingga September 2023. Dampaknya akan terjadi kekeringan berkepanjangan dan ekstem, serta terganggunya ketersediaan air dan produksi beras di sejumlah wilayah termasuk Malut.
Peningkatan produksi padi dan beras dapat dilakukan antara lain dengan pengembangan kawasan berbasis korporasi petani, peningkatan produktivitas melalui penggunaan benih unggul, pengamanan produksi melalui penanganan dampak dari perubahan iklim dan pengendalian organisme pengganggu, peningkatan pengelolaan pasca panen, penguatan kelembagaan petani, serta optimalisasi bantuan pemerintah.
Dukungan pemerintah pusat terhadap penguatan sektor pertanian telah disediakan melalui dana transfer ke daerah, antara lain DAK Fisik bidang pertanian sebesar Rp73,76 Miliar, Program ketahanan pangan dan hewani yang berasal dari Dana Desa sebesar Rp125,19 Miliar, serta Dana Ketahanan Pangan Dan Pertanian yang berasal dari DAK Nonfisik sebesar Rp4,62 miliar.
Mengakhiri paparan, Tunas Agung Jiwa Brata menyampaikan bahwa aktivitas ekonomi dan keuangan di Maluku Utara masih terjaga baik sejalan dengan kinerja APBN Regional Maluku Utara yang masih dalam performa optimalnya.
“Pemerintah akan terus menggali sektor ekonomi dan mengoptimalkan belanja negara untuk memberikan dampak dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Dinamika global akan terus diantisipasi dan dimitagasi dampaknya terhadap perekonomian domestic,”pungkasnya.(par)