Olahraga

Rekor Buruk dalam Sejarah

×

Rekor Buruk dalam Sejarah

Sebarkan artikel ini
Bintang Timnas Argentina Lionel Messi ketika menjalani latihan jelang laga uji coba kontra Venezuela. (foto: getty images)

HARIANHALMAHERA.COM– Argentina mencatatkan prestasi terburuk sepanjang keikutsertaan di Copa America. Catatan buruk itu ditorehkan setelah La Albicelsete, julukan Argentina menyerah 0-2 dari Kolombia di laga pembuka Grup B Copa America 2019, di Arena Porte Nova, Salvador, Brasil, Minggu (16/6) pagi WIB.

Sebab, sebagaimana dilansir Opta, Argentina sejatinya tak pernah kalah selama 40 tahun pada sebuah laga pembuka Copa America. Kekalahan pertama Tim Tango di laga pembuka terjadi pada Copa America edisi 1919. Saat itu Argentina kalah 2-3 dari Uruguay.

Argentina yang diperkuat pemain sekelas Lionel Messi, Sergio Aguero, hingga Angel Di Maria sebenarnya menguasai jalannya pertandingan. Meski kesulitan di babak pertama, skuat asuhan Lionel Scaloni memperlihatkan bahwa mereka pantas jadi pemenang di akhir pertandingan.

Namun solidnya pertahanan Kolombia dan performa impresif David Ospina di bawah mistar
membuat Messi dkk harus gigit jari. Total enam tembakan tepat sasaran para pemain Argentina yang bisa dimentahkan Ospina.

Sedangkan Messi tercatat punya empat peluang dan dua di antaranya tepat sasaran. Hanya
saja tidak satupun dari peluang tersebut yang berujung gol. Bahkan peluang terbaik didapat La Pula pada pertengahan babak kedua. Messi yang tidak terkawal menyundul bola muntah hasil tandukan Nicolas Otamendi.

Sialnya, sundulan Messi berada tipis di sisi kiri gawang Ospina yang sudah mati langkah. Terus menekan, gawang Argentina justru dua kali dibobol Kolombia yang bermain mengandalkan serangan balik. Gol pertama tercipta melalui tendangan melengkung Roger Martinez pada menit ke-70.

Enam belas menit berselang, Kolombia memperbesar skor jadi 2-0 lewat gol pemain pengganti Duvan Zapata. Kekalahan ini jelas menjadi tamparan keras buat Messi dan tim nasional Argentina. Sebab, perjalanannya ke perempat final agak sulit lantaran tim Tango harus bisa mengalahkan dua pertandingan tersisa di penyisihan Grup B melawan Qatar dan Paraguay.

Sihir Messi pun bisa dikatakan tak lagi mujarab. Sebab, dia gagal mencetak gol dalam sembilan dari 13 penampilan terakhirnya untuk Argentina. Meski demikian, dia mengatakan tidak ada waktu bagi Argentina untuk mengeluh setelah kekalahan mengejutkan 0-2 dari Kolombia. Ia meyakini masih ada waktu buat tim untuk membalikkan keadaan. “Ada hal positif untuk keluar dari ini, kami siap menerima tantangan yang kami miliki.

Tidak ada waktu untuk mengeluh, kita harus melihat ke depan, kita harus mengangkat kepala dan melanjutkan, masih ada banyak turnamen yang tersisa,” kata Messi, pasca pertandingan. Lebih lanjut, Messi menambahkan bahwa timnya akan belajar dari kekalahan ini. “Kami akan menganggapnya sebagai pelajaran untuk pertandingan berikutnya. Kami terus bergantung pada diri sendiri. Tidak mudah untuk memulai dengan kekalahan, tetapi jika kami mengalahkan Paraguay, kami kembali ke situasi yang nyaman.”

Pelatih Argentina, Lionel Scaloni tidak bisa menutupi kekesalannya. Tak hanya kesal dengan
hasil minor ini, pelatih berusia 41 tahun itu juga bakal mengevaluasi penyelesaian akhir anak asuhnya yang dinilai buruk. “Kami bagus di 20 menit pertama kemudian kami memiliki akhir yang buruk. Kami kehilangan banyak bola. Di babak kedua, kami unggul dari Kolombia, tetapi ketika kami bermain dengan baik, lawan justru mencetak gol melalui skema serangan balik,” sesal Scaloni, pasca pertandingan.

Jika mengacu pada statistik pertandingan, Kolombia setidaknya mampu mengimbangi
permainan Argentina. Meskipun dari segi penguasaan bola tim Tango menang, namun penyelesaian akhir Lionel Messi dkk di mulut gawang tentunya akan menjadi bahan evaluasi.

Sebab, selama 90 menit pertandingan berlangsung, Argentina mampu menciptakan 11
peluang. Enam di antaranya mampu merepotkan David Ospina. Sementara Kolombia lebih
banyak menunggu untuk melakukan serangan. Namun, anak asuh Carlos Queiroz bisa
dikatakan lebih efektif lantaran mampu mencetak dua gol dari dua peluang yang tercipta.
“Tetapi hal yang akan saya ambil dari permainan adalah bahwa kami mampu menyesuaikan dan meningkatkan di babak kedua. Itu mungkin kedengarannya tidak banyak, tetapi itu akan membantu kami dalam pertandingan kami berikutnya,” ukasnya. (sdc/pur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *