Oleh: Hendri Pratama
(Mahasiswa jurusan sastra Minangkabau, Universitas Andalas Padang)
Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman budaya, adat-istiadat tradisi tradisi, serta permainan yang beragam unik . Salah satu nya permainan tradisional di Minangkabau. Minangkabau merupakan sebuah provinsi yang berada di Sumatra barat yang memiliki keberagaman permainan tradisional anak nagari, tapi sayangnya permainan tradisional anak nagari Tersebut sudah mulai lenyap dan hilang begitu saja. Dikarenakan kurangnya minat anak anak seusia dini sekarang yang tidak mau lagi memainkan permainan tradisional.
Di Minangkabau, masyarakatnya memiliki kehidupan sosial yang khas, yaitu banyak mencontoh dan berguru kepada alam serta memanfaatkan alam sebagai medium pembelajaran. Seperti ungkapan falsafah adat Minangkabau yang tidak asing lagi di dengar yaitu “Alam Takambang Jadi Guru”. Ungkapan ini dimaksudkan bahwa alam adalah guru bagi kehidupan, walaupun sedikit banyak yang diperoleh ketika sampai di tangan masyarakat Minangkabau, dapat dikembangkan sebanyak banyaknya dan seluas-luasnya. Selain itu, masyarakat Minangkabau juga merupakan masyarakat yang hidup rukun, penuh kekeluargaan, dan saling membantu antar sesama masyarakatnya.
Sekian banyaknya budaya, adat-istiadat, tradisi tradisi yang ada di Minangkabau Permainan tradisional khas Minangkabau juga tidak kalah menarik dengan permainan tradisional yang ada di setiap daerah penjuru di Indonesia ini. Permainan khas tradisional Minangkabau dianggap unik dan memiliki banyak nilai positif dalam kehidupan. kali ini penulis membahas permainan anak nagari tradisional Minangkabau yang sudah mulai Lenyap di zaman sekarang ini yaitu permainan tradisional sipak rago.
Permainan tradisional anak nagari “sipak rago” ialah sebuah permainan yang sudah turun temurun dari nenek moyang orang Minangkabau dahulu. Dalam bahasa Indonesianya sipak memiliki arti yaitu menyipak/ sipak atau tendang , sedangkan rago memiliki arti yaitu raga.
Permainan tradisional sipak rago ini biasanya dimainkan oleh anak anak muda, hingga masyarakat yang sudah berumur pada sore hari atau menjelang sanjo hari (senja hari) yang tujuannya sebagai pengisi waktu kosong yang luang dan sebagai media hiburan saat lelah dalam beraktivitas seharian.
Permainan tradisional anak nagari “sipak rago” ini menggunakan bola rago sebagai alat dalam permainannya. Bola rago awal mulanya dahulu terbuat dari bahan-bahan anyaman daun kelapa yang di bentuk sehingga terbentuk menjadi bulat. Namun dalam seiring majunya perkembangannya saat ini bola yang berkuran dua genggaman tangan itu yang terbuat dari rotan yang dianyam sebaik mungkin sehingga menyerupai bentuk bola yang bulat.
Biasanya di dalam permainan tradisional sipak rago ini dibentuk anggota sekitaran 6-10 orang paling banyak, dan memainkannya dengan teknik- teknik yang profesional, sehingga Dalam memainkannya bola rago tersebut pindah dari kaki satu ke kaki lainnya agar bola rago tersebut tidak jatuh ke tanah . Didalam permainan anak nagari tradisional ini ternyata permainan sipak rago ini tidak hanya memiliki nilai keindahan atau estetika, namun didalam permainan sipak rago tersebut juga memiliki Nilai, norma- norma kehidupan masyarakat Minangkabau.
Di dalam permainan sipak rago ini ternyata diambil dari gerakan silek yang diambil dalam bentuk sebuah permainan. Yang dimana dalam sebuah permainan tersebut terdapat gerakan silek yang disebut dengan “mengelek” dan pemaparan tersebut sudah di ujarkan oleh seseorang budayawan Minangkabau yang terkenal yaitu Mak Katik.
Didalam permainan sipak rago ini, untuk cara memainkan dan aturan mainnya bisa dibilang relevan mudah, yaitu dengan cara di opor/ oper dari satu pemain kepada pemain lainnya supaya bola rago tidak menyentuh tanah, jika menyentuh tanah permainan akan di anggap kalah. Dan dimulai dari awal kembali. Saat bermain, perpindahan bola rago dari satu pemain kepada pemain lainnya biasanya tidaklah sama,terkadang ada bola yang datang secara melambung tinggi dan ada juga yang melambung dengan rendah, serta ada Pula yang datang secara cepat dan ada Pula datang dengan Secara lambat. Namun didalam permainan sipak rago ini setiap para pemain harus bersiap- siap untuk menanti bola yang diberikan pemain lain kepadanya. Bola yang datang cepat diterima dengan lambat supaya permainan tetap stabil dan berjalan dengan lancar.
Didalam Permainan tradisional sipak rago ini tidak ada penilaian yang berlaku, karena menurut penulis sendiri permainan tradisional sipak rago ini permainan yang hanya di pergunakan untuk sebagai hiburan semata dan mengisi waktu luang yang kosong disaat lelahnya beraktivitas seharian.
Namun tidak hanya itu ,permainan tradisional sipak rago bukan hanya sebagai penghias waktu Kosong pada sore hari, permainan tradisional sipak rago juga menyimpan dan menyampaikan nilai-nilai filosofis kehidupan. Dalam permainan ini pemain saling berhadapan secara langsung dan berinteraksi yang tentunya saling melihat dan mengenal karakter masing-masing.
Didalam permainan tradisional sipak rago, terdapat juga nilai- nilai sosial yang terkandung didalamnya seperti adanya toleransi antar pemain, kerja sama, kekompakan, saling menghargai, tidak egois, dan tidak mudah berputus asa. Dalam Permainan yang dilakukan secara bersama-sama dengan berbagai karakter dari beragam latar belakang yang berbeda- beda tentunya sesama pemain harus saling menghargai satu sama lain .
Disisi lain, permainan tradisional sipak rago mengajarkan kita Semua. supaya Untuk tidak mudah berputus asa. Tentunya dengan ukuran bola yang kecil dan terbuat dari bahan anyaman rotan tentunya bola rago tidak mudah untuk dijinakan, dibutuhkan kesabaran , ketahanan dan ketekunan dalam permainan ini, dan tidak mudah juga untuk berputus asa.
Selain itu permainan Sipak Rago dapat memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai budaya baik nilai fisik maupun non fisik pada pemainnya. Karena bersifat fisik maka setiap pemain harus bekerjasama dalam permainan agar permainan menjadi lancar dan menyenangkan, nilai kebersamaan dan nilai kekeluargaan merupakan salah satu nilai budaya yang banyak terkandung dalam permainan tradisional sipak rago. Dalam kehidupan Minangkabau, masyarakat sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan untuk menciptakan kehidupan yang harmonis.
Namun dilihat di era yang sudah serba digital dan dipengaruhi oleh perkembangan zaman Seta globalisasi, penulis berharap semoga permainan tradisional sipak rago ini tidak lenyap begitu saja di kalangan anak remaja generasi saat ini, yang mana bisa kita lihat bahwa generasi milenial zaman sekarang sudah terpukau dengan kecanggihan teknologi dan sering bermain game online, sehingga itu membuat permainan tradisional yang ada sejak warisan budaya nenek moyang dahulu hampir lenyap begitu saja.(**)